Seluruh pemain, kecuali Jong Tae-se dan An Yong-hak, disidang secara terbuka selama enam jam di sebuah auditorium besar sekembalinya mereka di Pyongyang, bulan lalu. Mengutip seorang sumber, Radio Free Asia juga melaporkan pelatih Kim Jong Hun dipecat dari Partai Pekerja dan dipaksa kerja kasar sebagai hukuman. Dia juga dituding berkhianat pada Jenderal Muda Kim Jong Un, bakal penerus Pemimpin Besar Kim Jong-Il.
Presiden FIFA Sepp Blatter mengatakan sudah menghubungi Asosiasi Sepak Bola Korea Utara mengklarifikasi hal itu. "Kami bertanya soal pemilihan presiden, dan apakah benar kabar yang beredar di media bahwa pelatih dan pemain dihukum," katanya, Kamis (12/8).
Menurutnya, langkah pertama yang bisa FIFA lakukan adalah mengklarifikasi lewat asosiasi sepak bola mereka. "Kami tunggu jawaban mereka, dari situ bisa elaborasi lebih jauh," ujar Blatter.
FIFA memiliki aturan ketat yang melarang intervensi pemerintah di asosiasi sepak bola masing-masing negara. Namun, Blatter memilih ekstra hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Sebab, dia melanjutkan, pernah ada laporan serupa, tapi tidak terbukti. "Jadi mari kita dengar dulu penjelasan mereka sebelum mengeluarkan pernyataan resmi," katanya.
CNN | REZA M