TEMPO Interaktif, Kediri - Manajemen Persik Kediri resmi memberhentikan Agus Yuwono dari posisi pelatih kepala. Keputusan itu menuai protes dari Agus yang merasa diperlakukan tidak
manusiawi oleh ketua umum Persik.
Pemberhentian Agus Yuwono ini disampaikan Sekretaris Persik Barnadi pagi tadi. Menurut dia, rapat evaluasi pengurus harian Persik memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak mantan pemain Arema Malang itu sebagai pelatih kepala. “Tadi malam keputusan itu diambil,” kata Barnadi kepada Tempo, Jumat (13/8).
Sayang Barnadi enggan menjelaskan alasan pemecatan tersebut. Dia meminta menanyakan itu kepada Ketua Umum Persik yang juga Wali Kota Kediri Samsul Ashar. Sambil menunggu pelatih baru, untuk sementara kegiatan latihan diambil alih pemain depan Persik Harianto. Barnadi juga belum mengetahui nama-nama pemain yang akan menyusul Agus Yuwono maupun yang dipertahankan. “Tim seleksinya belum dibentuk,” katanya.
Agus Yuwono sendiri tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas pemecatan tersebut. Dia merasa telah diperlakukan tidak manusiawi oleh pengurus Persik terutama Samsul Ashar. “Ini seperti ditelikung dan ditendang,” katanya saat dihubungi Tempo pagi tadi.
Menurut Agus, jauh sebelum kontraknya berakhir 10 Agustus lalu, dia dan Samsul Ashar telah membuat gentleman agreement yang menunjuk dirinya sebagai pelatih kepala Persik pada musim kompetisi mendatang.
Bahkan dalam pernyataan secara lisan yang disampaikan Samsul Ashar di depan pengurus Persik itu, Agus juga diminta mencari dan merekrut pemain-pemain baru Persik. Agus sendiri telah menyelesaikan tugas itu dan menyusun formasi baru hingga 75 persen.
Tak berhenti di situ. Agus juga telah merancang dan menetapkan strategi Persik plus format latihan untuk menghadapi laga berikutnya. Draft tersebut bahkan telah disampaikan kepada pengurus Persik sebagai bahan evaluasi perpanjangan kontrak pemain.
Karena itu dia merasa sangat yakin jika manajemen akan tetap memperpanjang kontraknya hingga musim depan.
Salah satu sikap Samsul Ashar yang menyakitkan bagi Agus Yuwono adalah proses pemecatan dirinya yang tidak dilakukan dengan terbuka. Bukan melalui rapat evaluasi seperti yang disampaikan Barnadi, menurut Agus, keputusan itu hanya disampaikan secara lisan melalui orang kedua.
“Saya diminta telepon Barnadi, dan diberitahu jika Ketua Umum tidak memperpanjang kontrak,” katanya kecewa.
Sebagai pelatih profesional, Agus mengaku tidak mempermasalahkan pemecatan tersebut. Dia hanya kecewa dengan keputusan yang dilakukan secara mendadak dan di luar etika.
Sebab saat ini Agus merasa kesulitan untuk mendapatkan klub yang rata-rata sudah memiliki formasi lengkap. Apalagi sebelumnya Agus sempat menolak tawaran menjadi pelatih di salah satu klub Super Liga dengan nilai kontrak Rp 400 juta. Jumlah itu menurut dia jauh lebih
besar dari yang diberikan manajemen Persik.
“Ini membunuh penghidupan saya,” kata Agus yang mengkhawatirkan kelangsungan ekonominya ke depan.
Hingga berita diturunkan, Samsul Ashar belum bisa dimintai keterangan mengenai keluhan Agus.
HARI TRI WASONO