Pada musim 2009/2010, Liga Inggris berhasil ditayangkan di Indonesia oleh penyedia layanan televisi berbayar Indovision dan TelkomVision meski sempat tersendat dalam proses negoisasi. Proses kesepakatan menyiarkan Liga Inggris di Indonesia baru tercapai menjelang kompetisi itu dimulai. Indovision bahkan mendapatkan hak siarnya hanya sehari sebelum laga perdana Liga Inggris dimulai. Kedua penyedia layanan televisi berbayar itu mendapatkan hak siar seluruh pertandingan selama satu musim yang nilainya mencapai US$ 10 juta (Rp 90 miliar).
Selain melalui jaringan televisi berbayar, pertandingan Liga Inggris musim lalu juga ditayangkan secara gratis oleh televisi terestrial yaitu tvOne. Namun hak siar tvOne untuk menyiarkan Liga Inggris saat itu masih terbatas dan hanya mendapatkan jatah 63 pertandingan. Mereka juga hanya mendapatkan hak dua dari 10 pertandingan yang bisa disiarkan langsung setiap minggu. Jumlah tayangan pertandingan di televisi terestrial itu tentu saja sangat sedikit bila dibandingkan dengan total laga Liga Inggris yang mencapai 380 pertandingan.
Hingga saat ini belum ada kejelasan siapa yang mendapatkan hak siar Liga Inggris dan menayangkannya di Indonesia. Pemegang hak siar Liga Inggris untuk kawasan Asia Tenggara adalah jaringan ESPN Star Sport. Mereka juga mengantongi ijin hak siar untuk 12 wilayah Asia lainnya hingga dua tahun ke depan. Televisi lokal di Asia yang ingin menayangkan Liga Inggris biasanya membeli hak siar dari ESS tentunya dengan biaya yang cukup besar.
Indovision sendiri memang disebut-sebut sebagai calon terkuat yang bisa membeli hak siar Liga Inggris untuk Indonesia. Ternyata hingga saat ini belum ada kepastian apakah Indovision berhasil mendapatkan hak siar tersebut. Indovision sempat menyatakan akan memberikan keterangan tentang tayangan Liga Inggris atau pada Kamis (12/8) lalu namun hingga saat ini belum ada penjelasan apa pun. Pihak Indovision pun tidak dapat dihubungi untuk diminta keterangannya.
Tingginya nilai hak siar Liga Inggris dikabarkan menjadi salah satu faktor penyebab tersendatnya proses kesepakatan dari para peminat yang ingin menayangkannya di Indonesia. Untuk Indonesia, nilai hak siar ekslusif Liga Inggris dikabarkan mencapai US$ 17 juta (Rp 153 miliar). Nilai ini tentu saja masih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan Singtel sebesar US$ 75 juta (Rp 675 miliar) untuk memboyong tayangan Liga Inggris di Singapura.
Kini penggemar Liga Inggris di Indonesia rupanya harus bersiap-siap jika tayangan kompetisi itu tidak bisa disaksikan melalui televisi baik berbayar maupun terestrial. Jika tidak ada yang berhasil membeli hak siar Liga Inggris dari ESS, maka tayangan Liga Inggris musim ini pun akan hilang. Memiliki tayangan ESPN di televisi berbayar Indonesia pun tidak menjamin bisa menyaksikan Liga Inggris. Pihak ESS pasti akan mengacak isi siaran dan memberikan tontonan lain pada jam tayang kompetisi tersebut karena paket Liga Inggris dijual terpisah.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA