“Jika Anda tidak melihat datangnya bola yang melintasi garis gawang dari jarak tiga meter maka Anda memang bukan wasit yang bagus. Waktunya telah tiba-tidak akan ada lagi alasan bagi wasit,” ujar Platini.
Platini, yang mempunyai ide menggunakan lima wasit di Liga Eropa dan pertandingan Liga Champions, tetap ngotot tidak ingin memberlakukan teknologi garis gawang. Menurutnya dengan menggunakan eksperimen lima ofisial pertandingan akan menghapus semua masalah dalam dan di luar lapangan.
Di lapangan, penonton akan melihat seorang wasit berdiri di belakang tiap gawang. Tugas mereka adalah memberi peringatan kepada wasit terkait pelanggaran yang terjadi di kotak penalti dan melihat dengan seksama ketika bola telah melewati garis gawang.
“Saya lebih ingin mengenalkan ekperimen di mana wasit tambahan bisa melihat ketika bolanya melewati garis gawang. Buat saya itulah satu-satunya jalan keluar,” kata Platini.
Platini menjelaskan penggunaan wasit tambahan adalah sistem yang bagus. Pihaknya selalu memberi toleransi dengan keterbatasan yag dimiliki wasit di lapangan. “Dengan sistem ini mereka (wasit) bisa melihat segalanya. Mereka mempunyai asisten yang berdiri di belakang gawang. Jika mereka tidak bisa melihat bola mereka seharusnya mencari pekerjaan lain,” tegasnya.
Menurut Platini kini tidak ada toleransi lagi bagi wasit yang ceroboh. “Pertandingan final Liga Champions dengan hanya tiga wasit membuat saya gugup saat ini...dengan lima wasit kami bisa yakin 99 persen atau 100 persen,” tambahnya.
Tugas Collina
Plaitini mengatakan UEFA juga sedang memperkenalkan peraturan baru dan struktur manajemen bagi wasit-wasit kelas atas. Mereka akan digembleng wasit veteran Pierluigi Collina, yang pernah memimpin laga final Piala Dunia 2002 antara Brasil dan Jerman.
Collina yang kini menjabat Ketua Wasit UEFA, mengatakan ia menyambut baik eksperimen penggunaan lima wasit di lapangan. “Sistem ini akan mencegah para pemain untuk tidak mendorong atau mencabut seperti yang biasa mereka lakukan pada situasi bola mati di wilayah kotak penalti,” kata pelatih Italia itu.
Menurut Collina pemain 'bengal' itu sebelumnya bisa lolos dari hukuman. Itu lantaran menurutnya wasit tidak melihat apapun dalam situasi bola mati di daerah kotak penalti. “Namun dengan tambahan asisten wasit ini membuat mereka bisa melihat segalanya,” jelasnya.
Collina menambahkan ini waktunya untuk mengubah citra wasit. Menurutnya mereka harus lebih bugar. “Mereka bukan lagi berperan sebagai pengadil lapangan, mereka adalah atlet di antara para atlet,” bebernya.
REUTERS | bagus wijanarko