TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Manajemen Persatuan Sepak Bola Bojonegoro (Persibo) terancam rugi minimal Rp 300 juta di awal musim kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) tahun 2010-2011. Pasalnya, Persibo tidak bisa menggunakan stadion milik sendiri, yaitu Letjen Soedirman, karena belum memenuhi standar baku penyelenggara Badan Liga Indonesia (BLI).
Kerugian minimal Rp 300 juta itu ditelan karena Persibo akan menggelar laga kandang bukan di stadion sendiri, tapi di Stadiun Brawijaya, Kediri. Bahkan, Persibo akan menggunakan stadion di luar Bojonegoro antara 4-6 kali. Padahal, untuk sewa plus pelaksanaan biayanya minimal Rp 90 juta. Jumlah itu, dipotong oleh pemasukan tiket sekitar Rp 40 juta atau defisit Rp 50 juta tiap kali bermain.
Kemudian, jika Persibo msih tetap menggunakan stadiun sewa sebanyak enam kali maka tinggal dikalikan defisit Rp 50 atau total Rp 300 juta kerugian yang ditanggung manajemen Persibo. Jumlah kerugian itu belum termasuk di luar biaya penyelenggaraan pertandingan seperti potensi kegiatan lain-lain, di antaranya pendapatan dari sponsor jika misalnya pertandingan bisa digelar di Stadiun Letjen Soedirman, Bojonegoro.
“Makanya kita ingin cepat selesai rehab stadiun,” tegas Manajer Bidang Keuangan Persibo Bojonegoro, Abdul Mun’im, pada Tempo lewat telepon, Selasa (28/9) siang.
Karena itu, Persibo kini ekstra hati-hati mengucurkan dana. Misalnya untuk pengaturan honor pemain seperti saat Persibo bermain di Kediri. Pihak panitia pelaksana tidak perlu memberikan honor tambahan ke pemain karena status mainnya kandang. Lain misalnya, jika berstatus tandang di mana pemain berhak mendapatkan honor.
Abdul Mu’in menyatakan, karena pertandingan di Kediri merupakan laga kandang, semua pemain tidak mendapatkan honor tambahan. “Berbeda kalau pertandingan tersebut laga tandang, ada tambahan honor bagi pemain,” katanya, tanpa merinci jumlah honor tambahan bagi para pemain.
Mun’im mencontohkan, adanya potensi dari pendapatan karcis yang hilang saat pelaksanaan pertandingan di Kediri sekitar Rp 100 juta. Dan hasilnya, saat laga Persibo melawan Persiba Balikpapan digelar, pendapatan dari karcis hanya Rp 40 juta—atau di bawah target. Pendapatan tersebut jadi tidak berimbang jika pelaksanaan digelar di Bojonegoro sendiri, di mana bisa meraup penghasilan sebesar Rp 150 juta.
Stadiun Letjen Soedirman Bojonegoro kini dalam tahap perbaikan. Terutama pemasangan lampu sesuai standar penyelenggara BLI, yang mulai dipasang dua pekan lalu. Rencananya pemasangan lampu dengan biaya Rp 8,5 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Bojonegoro tahun 2010 ini, akan rampung maksimal buln Desember mendatang.
Lampu yang akan dipasang, awalnya menggunakan empat tiang dengan total berjumlah 42 lampu. Sedangkan lampu ini, ukuran yaitu mencapai 1500 luks—atau ukuran keterangan cahaya. Penerang dari empat sisi ini, menggunakan standar internasional FIFA. “Seperti main siang hari nanti,” ujar Toni, salah seorang penggiat di Persibo Bojonegoro.
SUJATMIKO