TEMPO Interaktif, Semarang - General Manager PSIS Semarang, Noval Albakri mengatakan, PSIS tak khawatir jika pemerintah memutuskan untuk tidak memberikan bantuan dana bagi kesebelasan kebanggaan masyarakat Semarang tersebut.
"Memang seyogyanya, sepak bola harus dikelola profesional," ujar Noval kepada Tempo, Jumat (8/10). Pernyataan ini disampaikan menangapi rencana pemerintah mengurangi anggaran untuk pengelolaan sejumlah cabang olah raga.
Noval setuju dengan rencana tersebut. Menurutnya, anggaran dari pemerintah bisa digunakan untuk cabang olah raga yang kurang populer. Namun untuk olah raga yang populer dan laku dijual seperti sepak bola, sudah semestinya harus dikelola secara profesional. "Saat ini, kami terus mengupayakan PSIS dikelola mustni profesional, tanpa bantuan dari APBD," ujarnya.
Arah manajemen profesional ini juga untuk menghindarkan para pengelola klub sepak bola dari jeratan penjara, jika ternyata klub sepak bola diharamkan menerima anggaran dana dari PABD. Tahun ini, PSIS sudah tak lagi menerima hibah dari APBD Kota Semarang.
Sebelumnya, hibah yang diterima mencapai Rp 10 miliar per tahun. Namun, tim berjuluk Mahesa Jenar ini, tahun ini dijanjkan akan menerima bantuan dari APBD namun melalui alokasi dana Koni Semarang sebesar Rp 5 miliar. "Dari rencana itu, Rp 1,5 miliar sudah kami terima," kata Noval.
Upaya profesional yang dimaksud misalnya dengan menjual hak siar pertandingan, penjualan tiket, marchandise serta dana sponsor. "Meski agak berat, namun harus kita coba. PSIS optimis bisa," ujar Noval.
SOHIRIN