Liverpool saat ini sedang berjuang untuk keluar dari kubangan zona degradasi setelah bertengger di peringkat 18 klasemen. The Reds terancam terkena penalti sembilan poin dari Liga Primer jika akhirnya pailit sebelum proses akuisisi bisa diselesaikan New England Sports Ventures (NESV).
Penalti sembilan poin akan mendepak Liverpool ke divisi 2. Ini juga bisa membuat NESV menggagalkan upayanya untuk mengakuisisi. Dua orang yang mengetahui negosiasi penjualan memilih namanya dirahasiakan lantaran ada pihak lain yang melakukannya terang-terangan.
Liverpool di lain pihak bisa keluar dari lubang jarum (pailit), jika tiga anggota dewan mampu membujuk pengadilan London pekan depan untuk memaksa dua pemilik Tom Hicks dan George Gillet, menyetujui penjualan senilai 300 juta pound sterling (Rp 4,2 triliun) kepada NESV.
Hicks dan Gillet sebelumnya telah menegaskan ketiga anggota dewan tidak mempunyai kekuatan untuk menyetujui penjualan. Kedua taipan Amerika itu mengaku harga yang ditawarn NESV terlalu murah.
Namun jika pengadilan London bisa memaksa Hicks dan Gillet, keduanya harus membayar hutang bank pada Jumat depan untuk menghalangi Royal Bank of Scotland untuk mengambil alih klub dan menempatkan perusahaan untuk mengurusi operasional sementara klub.
Orang ketiga yang mengetahui negosiasi penjualan mengatakan dalam scenario seperti ini, NESV bisa berupaya untuk mengakuisisi Liverpool dengan harga lebih murah. Sementara itu sebelum menerima tawaran NESV pekan ini, dewan anggota juga mempertimbangkan tawaran dari konsorsium yang tidak diketahui identitasnya. Meski NESV bisa dikatakan telah membeli klub namun pengelola bisa memberi kesempatan kepada konsorsium Asia sebagai pemilik baru tim.
AP | bgs