Italia kehilangan poin pertamanya di Grup C setelah dipaksa bermain seri tanpa gol oleh Irlandia Utara di Belfast. Namun juara dunia empat kali itu masih menancapkan kukunya di puncak klasemen dengan mengoleksi tujuh poin dari tiga pertandingan lantaran kekalahan Serbia, dimana kini Estonia membuntuti di posisi kedua yang hanya tertinggal dari tim Prandelli.
Serbia digadang-gadang akan menjadi musuh terberat Italia di Grup C. Prandelli percaya kekalahan mereka dari Estonia justru akan membuat timnya sulit mengalahkan calon tamunya tersebut. Namun mantan pelatih Fiorentina itu yakin dari hasil sejauh ini memperlihatkan tidak ada tim unggulan di grup ini.
“Estonia tadinya dianggap sebagai tim semi-amatir. Namun faktanya berkata lain,” kata Prandelli yang menambahkan peta kekuatan di Grup C cukup seimbang dan mengatakan akan ada kejutan-kejutan lain, seperti ketika Estonia mengalahkan Serbia.
“Saya lebih ingin bermain melawan Serbia yang datang dengan hasil kekalahan. Kekalahan mereka akan menyulitkan Italia,” tegasnya.
Masalah lain yang dihadapi Italia adalah seringnya tim membuang-buang peluang dalam mencetak gol. Itu terlihat ketika Andrea Pirlo dan kawan-kawan banyak membuang peluang ketika melayani irlandia.
Namun Prandelli membela pasukannya yang mendapat hujatan dari media Italia lantaran kurangnya striker-striker andal yang ada di timnya. Padahal pada empat laga terdahulu ia menurunkan empat penyerang tengah yang berbeda.
“Kami perlu mengerti siapa penyerang tengah yang paling tepat untuk diturunkan melawan setiap lawan di setiap pertandingan. Kami tidak mempunyai masalah di lini tersebut,” katanya.
Kegagalan pemainya dalam menyelesaikan pelbagai peluang menurut Prandelli memang kerap terjadi. “Kadang striker berpikir mereka telah mencetak gol (ketika peluang datang). Tapi dalam hal ini Anda perlu berkonsentrasi dan perlu bermain lebih tajam.
AP | bgs