TEMPO Interaktif, Bandung - Tim nasional dipastikan tampil tanpa sejumlah pemain inti saat menjamu tim nasional Maladewa dalam laga persahabatan di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/10). Meski begitu, pelatih tim nasional Alfred Rieidl menyatakan anak-anak asuhannya akan tampil dengan permainan terbuka.
Alfred mengakui, kini timnya tengah mengalami krisis karena banyaknya pemain yang absen. Pemain timnas pun kini hanya tersisa 19 pemain termasuk dua pemain tambahan. “(Tapi) kami tetap akan main terbuka. Meskipun ini bukan tim terbaik kami karena banyak pemain yang absen, kami tetap lebih kuat (ketimbang Maladewa),”kata dia usai memimpin latihan timnya di Stadion Siliwangi, Senin (11/10) pagi.
Apalagi, ia melanjutkan, Maladewa tidak seperti Uruguay yang beradai di peringkat ketujuh dunia. Peringkat Maladewa di bawah Indonesia. “Kami di peringkat 131, Maladewa di peringkat 142,”ujar Riedl.
Riedl menyebutkan, sejumlahpemainnya termasuk pemain inti absen karena menderita sakit, cedera, dan diizinkan pulang karena kepentingan keluarga. Para pemain tesebut adalah Ferry Rotinsulu, Ricardo Salampessy, Wanggai, Eka Ramdani, Atep, Boaz Solossa, Zulkifli Sukur, M. Ridwan, Arief Suyono.
“Ridwan pulang karena istrinya hamil. Karena dia lebih mementingkan istrinya daripada tim nasional, ya saya izinkan saja dia pulang,’ kata dia. Adapun mengisi posisi yang ditinggalkan para pemain yang absen seraya menambah stok pemain, Riedl sudah menyiapkan pemain pengganti. Dua diantaranya adalah Hariono dan Ambrizal .
“Hariono kami panggil karena kebutuhan tim dan banyaknya pemain yang absen. Kami sudah tahu banyak tentang Hariono, dia pemain sangat bagus,”tandas dia.
Sementara itu pelatih Maladewa Ahmed Mauroof memastikan, pihaknya akan menurunkan tim nasional senior atau The A Team saat menjajal tim nasional Indonesia besok. Namun begitu, pola yang akan dia terapkan untuk permainan anak-anak asuhannya besok sangat tergantung dari pola awal yang dimainkan Indonesia .
Itu karena, ia melanjutkan, Maladewa tak terlalu mengharapkan keunggulan skor akhir dalam pertandingan persahabatan ini. “Target utama kami, yang penting anak-anak bisa enjoy,” ujar Ahmed usai memimpin latihan timnya di Siliwangi Senin pagi.
Dengan bermain asik, Ahmed pun berharap anak-anak Maladewa bisa sekalian menimba pengalaman untuk bekal perbaikan penampilan tim ke depan. “Untuk membangun tim kami ke depan sehingga bisa naik level dan mampu berkompetisi dengan India, Pakistan, dan Srilanka,”jelasnya.
Tentang lawannya besok, Ahmed menilai Indonesia masih menjadi salah satu tim kuat di Asia Tenggara berama Malaysia, Tahailand, dan Singapura. Ia mengakui tempo hari Indonesia sempat digulung 1 – 7 oleh Uruguay. “Tapi itu tak usah kaget. Kebanyakan tim nasional Asia memang belum bisa sepadan dibandingkan dengan tim-tim Eropa. Amerika Latin, dan Afrika,”kata dia.
Kebanyakan tim-tim nasional di tiga benua lain itu, ia menambahkan, selama ini memang lebih unggul dalam teknis, pengalaman, fisik, dan moral bermain ketimbang tim-tim Asia. “Saya tak heran kalau Indonesia kalah 1 – 7. Tapi apapun Indonesia saat ini masih termasuk empat besar di tingkat regional bersama Singapura, Malaysia, dan Thailand. Indonesia punya pemain bagus dan berhaya seperti Boaz (Solossa),”tandas Ahmed.
Erick p. Hardi