Rusia mendapat informasi dari The Sunday Times bahwa Adamu diduga mengatakan kepada seorang wartawan yang sedang menyamar. Dalam artikelnya koran Inggris itu mengatakan bahwa negara-negara pelamar telah menawarkan “kooperasi” untuk membangun fasilitas dan tempat berlatih pemain sebagai alat tukar mendapat suara dari pria asal Nigeria itu pada penentuan siapa yang berhak menjadi tuan rumah Desember ini.
FIFA sedang mengivestigasi kasus Adamu setelah mendapat nukilan tayangan dari Sunday Times, di mana dirinya meminta US$ 800,000 untuk membangun empat lapangan sintetis di Nigeria dan uang yang akan dipakainya secara langsung.
Adamu membantah isu miring tersebut. Di lain pihak tim Rusia mengancam akan memperkarakan Sunday Times terkait artikel yang dilansir harian tersebut. “Selama investigasi yang kami lakukan kepada Amos Adamu, mengatakan kepada wartawan yang sedang menyamar bahwa ia telah mengunjungi Moskow, di mana tim pencalonan negara itu menawarkan “bantuan” untuk membangun fasilitas dan menawarkan tempat berlatih kepada pemain,” kat Steven Swinford, wartawan penyamar yang mengirimkan e-mail kepada ketua pencalonan Rusia di Piala Dunia 2018, Andreas Herren.
Swinford dalam surat elektronik itu mengatakan bahwa Adamu akan mendapat uang sebagai hasil bertukar suara dengannya.
Swinford mengatakan tidak membicarakan adanya “tawaran” 'bantuan' dari negara lain calon tuan rumah PD 2018. Ketua pencalonan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 Alexey Sorokin merespon pernyataannya dengan mengatakan “Kami sedang mempertimbangkan komentar Tuan Adamu sebagai spekulasi dan tak berdasar”.
Sorokin namun mengatakan bahwa Adamu menyaksikkan beberapa presentasi dan sempat mengunjungi tempat pertandingan ketika mengunjungi Rusia pada 28 sampai 31 Agustus lalu.
Komite etika FIFA akan mengumumkan hasil investigasi terkait Adamu dan Temari pada 17 November. Panel juga sedang menginvestigasi dugaan jual beli suara yang melibatkan Spanyol-Portugal dan Qatar.
AP | bgs