FIFA akan menumumkan host Piala Dunia 2018 dan 2022 pada 2 Desember. Australia, Jepang, Qatar, dan Amerika Serikat bertarung untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
“Tidak diragukan bahwa Korea seharusnya siap menggelar Piala Dunia dengan baik. Sepak bola lebih dari sekadar permainan, di mana di dalamnya terdapat efek sosial-budaya dan bisa menghubungkan orang di seluruh dunia,” kata Blatter, dalam jumpa pers bersama dengan Presiden Korsel Lee Myung-Bak di Ibu Kota Seoul, setelah menerima gelar Order of Merits untuk olahraga dari negara tersebut, Rabu (10/11).
Korsel bersama Jepang menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2002. Tim sepak bola negara itu menjadi tim pertama dari Asia yang bisa melaju ke babak semifinal Piala Dunia.
Di Piala Dunia Afrika Selatan, Korsel lolos ke 16 besar untuk kali pertama di luar kandang, sementara tetangganya Korut kembali ambil bagian setelah absen 44 tahun.
Pernyataan Lee diamini Presiden Lee, Ia meyakini sepak bola seharusnya bisa menjembatani jurang antara utara dan selatan di negara semenanjung, yang telah terpisah oleh perbatasan sejak konflik berakhir melalui gencatan senjata pada 150 an.
Chairman yang mewakili Korsel sebagai tuan rumah Han Sung-Joo juga menyatakan keinginannya agar Korut bisa terlibat untuk menggelar turnamen akbar empat tahunan itu. Ini jika menurutnya keinginan pihaknya menjadi tuan rumah bisa berjalan mulus. “FIFA dan sepak bola memainkan sebuah peranan penting dalam membina perdamaian dan kesetiakawanan di seluruh dunia,” kata Lee.
Menurut Lee, sepak bola adalah satu-satunya penghubung yang bisa menyatukan warga pada dua negara. “Menggelar Piala Dunia akan membawa sebuah pesan harapan dan perdamaian bukan saja buat semenanjung Korea, namun juga dunia,” katanya.
CNN | bgs