TEMPO Interaktif, London - Gelandang Belanda, Rafael van der Vaart, menyatakan sebutan Special One harusnya bukan dilekatkan pada Jose Mourinho, tapi pada Harry Redknapp yang kini membesutnya di Tottenham Hotspur.
Gelandang beusia 27 tahun itu sempat merasakan sesaat sentuhan Mourinho di Real Madrid, sebelum pindah ke Spurs. Dan ia melabeli hari-hari di bawah pelatih asal Portugal itu "membosankan". Hal berbeda ia rasakan di White Hart Lane. Redknapp membuatnya mampu menemukan kembali ketajaman serta kecintaannya pada permainan bola.
"Harry adalah lelaki yang sangat spesial," kata Van der Vaart. "Karena dialah saya dengan cepat merasakan berada di rumah. Di sini tak ada omongan panjang dan membosankan soal taktik, tak seperti di Real Madrid.
Suasana di ruang ganti sebelum pertandingan biasanya sangat rileks. "Ada papan tulis di ruang ganti, tapi Harry tak pernah menuliskan sesuatu di sana. Kami sangat rileks, Pelatih memberi kami pidato selama 20 menit sebelum mengirim kami untuk pemanasan," katanya.
Intruksi untuknya pun bisanya pendek. "Dan kalimat yang ia katakan pada saya adalah 'anda bermain di kiri atau kanan, bekerja keras, bergembira dan tunjukan para suporter yang terbaik dari mu'. Para bek hanya mendapat intruksi siapa yang harus dijaga saat terjadi tendangan pojok atau tendangan bebas. Hanya itu," katanya.
Van der Vaart yang sempat melempem di Madrid kini sudah mencetak tujuh gol buat Spurs. Ia juga sangat terbantu karena istrinya, Sylvia sangat betah di London. "Saya sudah memimpikan bermain di Liga Inggris sejak kecil dan kini saya berada di sini dan saya sungguh menikmatinya," katanya.
The Sun | Nurdin