Kuasa hukum Persebaya Liga Primer, Muhammad Sholeh menilai polisi telah berlaku diskriminatif. Sebab ketika kubunya menggelar laga amal atau Charity Game melawan Indo Holland beberapa waktu lalu Polda Jawa Timur semula tidak bersedia mengeluarkan izin pertandingan dengan alasan dualisme nama Persebaya dapat memicu konflik suporter.
Izin pertandingan dari polisi baru turun pada saat-saat terakhir menjelang pertandingan dimulai dengan syarat Persebaya Liga Primer mengubah namanya menjadi Surbaya FC. Pengubahan nama itu, kata Sholeh, untuk mensiasati keluarnya izin dari polisi. "Tapi mengapa kepada Persebaya Divisi Utama polisi tidak meminta agar mengubah nama," kata Sholeh, Senin (22/11).
Sholeh menganggap polisi tidak paham peta. Sebab, menurut dia, Persebaya yang sah justru tim yang akan mengikuti Liga Primer Indonesia. Selain telah memiliki badan hukum resmi, kata Sholeh, pada Musyawarah Cabang PSSI Surabaya beberapa waktu lalu juga terlihat bahwa mayoritas klub-klub internal Persebaya memberikan legitimasi kepada Persebaya Liga Primer. "Polda tidak melihat kenyataan itu," imbuh Sholeh.
Sekretaris Umum Persebaya Divisi Utama, Wastomi Suhari tidak bersedia menanggapi keberatan Sholeh. Menurut Wastomi, yang lebih penting adalah Persebaya Divisi Utama telah mengantongi izin dan berhasil menyelenggarakan pertandingan dengan sukses. "Kalau ada suara-suara lain saya tidak akan menanggapi," kata Wastomi.
KUKUH S WIBOWO