Walid Ali menjadi pahlawan dengan mencetak satu-satunya gol kemenangan Kuwait di menit ke-4 perpanjangan waktu.
Kemenangan ini mengukuhkan Kuwait sebagai tim yang paling sukses di ajang Piala Teluk dengan rekor 10 gelar juara.
Di pihak lain, kekalahan dari Kuwait memperpanjang penderitaan Arab Saudi yang juga kalah dari tuan rumah Oman di final Piala Teluk 2009 lewat adu penalti.
Turnamen yang berlangsung selama 2 pekan ini digelar sejak 22 November dan diikuti oleh 8 peserta: Yaman, Irak, Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman dan Qatar.
Tapi, turnamen kali ini berlangsung di bawah bayang-bayang ancaman kekerasan menyusul sejumlah serangan bom di Aden beberapa pekan jelang pergelarannya.
Dua ledakan bom terjadi pada 11 Oktober di sebuah pusat olahraga di wilayah Sheikh Oman, Aden dan menewaskan 3 orang serta melukai sejumlah korban lainnya. Beruntung, pihak keamanan juga berhasil menggagalkan satu serangan bom lainnya di kota itu dua pekan kemudian.
Pada 16 November, kelompok separatis dari wilayah selatan melontarkan ancaman untuk mengganggu turnamen itu dan menginstruksikan para pendukungnya untuk membidik dua kota yang menjadi tuan rumah Aden dan Zinjibar.
Tapi, turnamen akhirnya berjalan lancar dengan pengamanan ekstra ketat dan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, yang ikut menyaksikan patrai final mengatakan bahwa keberhasilan menyelenggarakan turnamen itu merupakan kemenangan politik dan moral buat Yaman.
AP | A. RIJAL