TEMPO Interaktif, Jakarta - PSSI berkukuh tidak mau membagi hasil penjualan tiket leg pertama semifinal Piala AFF antara Indonesia melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Kamis (16/12).
Tim Filipina masih mencoba berunding meminta separo keuntungan penjualan tiket laga tersebut karena pertandingan ini harusnya digelar di kandang mereka tapi dipindah ke Indonesia karena mereka tak punya stadion yang layak.
Baca Juga:
"Saya tetap menolak untuk bagi hasil keuntungan tiket karena semua tanggung jawab penyelenggaraan di tangan tim Indonesia," kata Ketua umum PSSI Halid Nurdin di kantornya, Rabu (15/12) sore.
Sejak awal kesepakatan, kata Nurdin PSSI hanya menyetujui menanggung biaya transportasi dan akomodasi tim Filipina selam di Indonesia pada 14-20 Desember. Namun, Nurdin mengaku akan mempertimbangkan ulang apabila permintaan mereka hanya sebatas uang saku. Menurut petinggi PSSI itu, perundingan masih terus berlangsung di hotel Sultan.
"Saya sengaja tidak datang pada acara perundingan itu, karena nanti malah dianggap bersekongkol," tambah Nurdin.
Nurdin menilai Filipina sudah diuntungkan karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk menyelenggarakan leg pertama itu di tempat netral. Jika dilangsungkan di negara Malaysia atau SIngapura seperti usul mereka, Filipina maupun Indonesia harus mengeluarkan biaya trasnportasi dan akomodasi. Padahal biaya itu belum tentu bisa dicover dari penjualan tiket.
"Karena memilih main di Indonesia, maka semuanya ditangung Indonesia, dengan kesepakatan semua keuntungan penjualan tiket diambil Indonesia," kata Nurdin.
Nurdin memperkirakan dana yang harus dikeluarkan untuk membiayai tim Filipina berkisar Rp 600 juta - Rp 700 juta.
RINA WIDIASTUTI