TEMPO Interaktif, Jakarta -Cristian Gonzales menjadi pahlawan kemenangan Indonesia 1-0 atas Filipina pada semifinal pertama Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis malam (16/11). Sedangkan Zulkifli menjadi penyelamat kemenangan itu dengan menyundul bola di bawah mistar gawang Indonesia ketika kiper Markus Haris Maulana sudah telanjur maju ke depan.
Gonzales, 34 tahun, pemain asal Uruguay yang baru mendapat kewarganegaraan Indonesia setelah enam tahun berada di negeri ini, memberi teladan buat rekan-rekan barunya di tim nasional. Penyerang Persib Bandung itu tak hanya gemilang dengan kontrol bola dan kejeliannya mencari celah di depan gawang lawan. Ia juga aktif turun untuk membantu pertahanan skuad Garuda.
Baca Juga:
Untuk ukuran Indonesia, Gonzales sejak pertandingan pertama penyisihan Grup B putaran final ini membuktikan sebagai seorang pemain yang bisa mengubah jalannya pertandingan. Di tengah ketenangan skuad blasteran Filipina, yang menunjukkan kematangan mereka dalam mengolah bola, ia dengan jeli mencari posisi yang tepat untuk menanduk umpan lambung kapten Firman Utina pada menit ke-33. Kiper Filipina asal klub Liga Primer Inggris, Fulham, Neil Etheridge, yang tampil bagus malam itu, pun terkecoh dan kalah cepat oleh serobotan Gonzales.
Selain Gonzales, Firman pantas diberi pujian. Ia menjadi kapten dengan kematangan, kepemimpinannya, dan kreativitasnya untuk meluncurkan umpan-umpan terobosan. Pendampingnya, Ahmad Bustomi, meski tak istimewa, tampil lumayan bagus. Perannya sebagai gelandang penyeimbang mengingatkan kepada idolanya, mantan pemain tim nasional juga, Bima Sakti.
Namun kemenangan yang sangat didambakan sekitar 88 ribu penonton di Stadion Utama, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istri, bakal sirna jika tak ada bek kanan Zulkifli, yang masih bisa dengan tenang menyundul bola di bawah mistar Garuda.
Kejadian yang mencemaskan itu bermula dari inisiatif Markus pada pertengahan babak kedua untuk menyambut bola lambung di batas kotak penalti. Tapi tangkapannya tak lengket. Bola mental. Salah seorang pemain Filipina menendangnya ke muka gawang Indonesia. Zulkifli, yang diawasi bek tengah Hamka Hamzah dan Maman Abdulrahman, masih bisa menghalau bola itu melambung melewati mistar gawang.
Kemenangan dalam semifinal pertama dengan status partai tandang ini melegakan. Tapi pelatih Garuda asal Austria, Alfred Riedl, tentunya tahu bahwa semifinal kedua di tempat yang sama pada Minggu nanti bakal tetap berbahaya.
Filipina menunjukkan sebagai tim yang baru. Tim ini berbeda dengan tim lama, yang dalam 13 kali pertemuan dengan Indonesia selalu mudah dikalahkan. Dengan pemain yang berdarah Filipina dan Inggris serta beberapa negara Barat lainnya, mereka bermain bagus. Khususnya dua bersaudara, penyerang Phil dan James Younghusband. Dua pemain ini membuat sektor kanan Indonesia, yang biasanya aktif naik, Zulkifli dan M. Ridwan, harus bertahan di posisi masing-masing untuk menghadang aksi Younghusband bersaudara, yang memiliki skill individu di atas rata-rata. PRASETYO | RINA WIDIASTUTI