TEMPO Interaktif, Jakarta - Antrean panjang pemesan tiket pertandingan Indonesia versus Filipina pada laga kedua semifinal Piala AFF Suzuki 2010, mengular di loket pintu X dan I Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (17/12).
Empat loket yang dibuka kali ini khusus untuk pemesanan tiket kelas III , Tribun atas Rp. 50 ribu, kelas II yang berada di belakang gawang Rp. 100 ribu, dan kelas I yang posisi di sebelah kanan dan kiri VIP Timur dan Barat.
"Loket, awalnya hanya dibuka di pintu X dengan dua jalur sekitar pukul 11.00 WIB, tetapi karena antrean sangat padat dan sempat ricuh, maka dibuka lagi dua jalur di pintu I sekitar pukul 14.00 WIB," kata petugas keamanan dari panitia, Aris, Jumat (17/12). Rencananya loket tersebut akan dibuka sampai 18.00.
Menurut Aris, kericuhan kecil di pintu I terjadi karena adanya provokator yang menyulut emosi pengantre lainnya. "Tiba-tiba ada barisan tengah yang dikira antrian, sehingga ada yang nyeletuk hingga ribut. Tetapi bisa diatasi," kata Aris.
Widityo, warga Cimanggis, Depok, mengaku kesal dengan adanya keributan itu. "Kami padahal sudah dekat dengan loket. Karena kepencet-pencet, kami memilih pindah antri di loket I," kata Tyo. Ia bersama lima teman lainnya sengaja antre sejak pukul 9 pagi agar bisa mendapatkan 30 tiket untuk rombongannya.
Nasib lebih mengenaskan dialami Michael Siahaan, perantau asal Pematang Siantar, Sumatera Utara. Mahasiswa STAN jurusan pajak angkatan 2008 ini pingsan kecapekan setelah berdiri sejak pukul 9.30 WIB. Padahal ia sudah berada di depan loket. Beruntung, ia segera diamankan Bayu Istiqlal, wartawan radio Elshinta yang sedang meliput.
"Saya tadi sudah di depan loket. Karena kondisi begini, saya belum tahu akan melanjutkan antre lagi atau tidak," kata Michael. Sebenarnya ia berencana memesan tiga tribun untuk dirinya dan temannya.
"Saya ingin menonton langsung seperti laga pertama kemarin," katanya. Antrean panjang belum juga berkurang hingga pukul 15.00. Deretan pengantri di depan loket masih mengular sekitar 100 hingga 200 meter.
RINA WIDIASTUTI