TEMPO Interaktif, Makasar - Kisruh yang terjadi pada kesebelasan PSM Makassar semakin meruncing, terutama sejak pihak manajemen mundur dari pengurus pada 13 Desember lalu. Beberapa sesepuh menilai, banyak intrik yang bermain di dalamnya, sehinga mereka berharap jangan ada politisasi dalam dunia olahraga, khususnya di PSM.
Penasehat PSM Makassar, Piet Sangggilorang, mengatakan apa yang terjadi pada kesebelasan ini bukan hal baru. Sewaktu dirinya masih menjadi wartawan olahraga, dirinya sudah mencurigai ada konspirasi yang terjadi di dalam tim kebanggaan warga Sulawesi Selatan ini.
Tapi ia tidak ingin menunjuk siapa orangnya. Yang pasti, dia mengaku sedih. Apalagi isu merebak PSM akan pindah ke Liga Primer Indonesia. “Yang jelas dalam dunia olahraga tidak boleh ada politisasi, terlebih dalam dunia sepakbola termasuk di PSM. Saya berharap menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran. Karena beginilah jadinya. Kalau unsur politik yang bermain,” kata Piet.
Imbasnya jatuh kepada pemain. Permainan tim terpecah dan tidak fokus. Lihat saja ketika PSM melawan tim divisi satu Persipal Palu, Rabu lalu, tim Juku Eja kalah tipis 1-2. Padahal dalam pertandingan sebelumnya pada bulan November lalu PSM menang 5-0 dalam partai ujicoba tersebut.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI