"Kami latihan ringan sekaligus mencoba tendangan penalti," kata pelatih Alfred Riedl.
Latihan adu penalti tampak dalam penutup sesi latihan pagi di Lapangan Tim Nasional PSSI, Gelora Bung Karno, kemarin. Semua pemain bergiliran mencoba melakukan tendangan dari titik putih untuk menembus gawang. Riedl mengaku penalti bukanlah target. "Tetapi tentu kami harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk," ujarnya.
Posisi Indonesia memang belum aman. Dalam pertandingan semifinal pertama Piala AFF 2010 melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Indonesia memetik kemenangan 1-0 lewat gol Cristian Gonzales. Namun selisih satu gol itu masih bisa dikejar Filipina. Bila dalam pertandingan itu Filipina mengalahkan Indonesia, pertandingan bisa diperpanjang dan mungkin akan ada adu penalti.
Riedl mengatakan tetap meminta anak buahnya tampil menyerang seperti pada pertandingan sebelumnya. Ia belum terpikir mengubah taktik permainan. "Jika nanti kondisi imbang 0-0 sampai menjelang babak kedua, kami akan mengubah strategi karena Filipina pasti melakukannya," pelatih asal Austria itu melanjutkan.
Para pemain Indonesia kemarin juga berlatih bermain lebih rapi dalam mengumpan dan menembus pertahanan. "Sebab, pertandingan kedua lebih berat," kata asisten pelatih Wolfgang Pikal.
Mantan pemain tim nasional Rully Nere mengatakan pentingnya skuad Riedl mengambil inisiatif permainan lebih dulu. "Lebih baik kita yang mencetak gol lebih dulu," katanya. Sebab, bila Filipina yang melakukannya, moral mereka akan bangkit.
Mantan pemain nasional lainnya, Ricky Yakobi, mengingatkan umpan-umpan silang Filipina di depan gawang Indonesia berbahaya karena postur pemain mereka rata-rata lebih tinggi.
Tim Indonesia hingga kemarin masih dibayang-bayangi cedera. Kapten tim Firman Utina absen dalam latihan utama. Dia hanya melakukan latihan ringan bersama dua fisioterapis. "Peluang untuk bisa pulih masih fifty-fifty," kata Mathias Ibo, salah satu fisioterapis.
Pelatih Filipina, Simon McMenemy, menyatakan tidak mudah menang pada pertandingan kedua. "Namun kami tetap optimistis bisa memenangi pertandingan," katanya.
Pelatih asal Inggris itu mengakui bermain dalam keriuhan luar biasa suporter lawan memang tidak mudah. "Kami seperti bermain di sebuah klub malam, sulit berkomunikasi satu dengan lainnya dengan baik," kata pria berusia 33 tahun itu.
McMenemy berjanji mereka tampil lebih agresif. "Kami akan mendorong pemain lebih menyerang," katanya. Namun ia mengaku masih sulit melakukan perubahan drastis pada tim yang terbagi atas kelompok pemain blasteran dengan gaya Eropa dan pemain Filipina.
EZTHER LASTANIA | RINA WIDIASTUTI