TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemilik Perusahaan Kalla Grup, Jusuf Kalla, mempersilahkan Abu Djaropi mencalonkan diri menjadi Manajer PSM Makassar. “Silakan saja kalau ingin maju,” kata Kalla kepada Tempo melalui telepon, Senin (20/12).
Abu adalah Komisaris PT Bumi Jasa Utama, anak perusahan Kalla Gorup.Dia juga mantan Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (DPP PKPI) Sulawesi Selatan. Pencalonannya ini, setelah Hendra Sirajuddin, adik kandung Ketua Umum PSM Ilham Arief Sirajuddin, mundur dari jabatannya.
Meski demikian, mantan wakil presiden ini mengaku tidak tahu perkembangan Pasukan Ramang belakangan ini, termasuk polemik yang terjadi di dalamnya. "Maaf, saya tidak baca perkembangan PSM di koran-koran. Silakan saja kalau dia mau maju,” katanya.
Direktur Utama Kalla Grup, Fatimah Kall,a mengungkapkan, kalau Abu mencalonkan diri menjadi manajer PSM, sebaiknya dibicarakan dulu. Karena perusahaan harus tahu program dia kedepan dan apa keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan.
Makanya ia belum bisa berkomentar apakah setuju atau tidak. “Saya baru pulang dari luar kota. Saya belum tahu kalau dia ingin maju. Karena dia belum menyampaikan niatnya kepadaku. Saya baru tahu setelah baca di koran,” ujarnya.
Abu berniat mencalonkan diri semata-mata untuk menyelamatkan PSM Makassar yang ingin pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI). Sebelumnya, Abu berencana menggelar rapat untuk mendapat restu dari direksi Kalla Grup.
Ketika dihubungi oleh Tempo, Abu menjelaskan rapat hari ini di batalkan. Karena sebagian direksi tidak hadir,sehigga keputusan pun belum final. Rencananya rapat kembali digelar pada Selasa (21/12) pagi di kantornya di Wisma Kalla, Jalan Dr Sam Ratulangi.
“Rapat ditunda, karena bukan hanya dia yang terlibat di dalam, tapi ada beberapa orang dari perusahaan Kalla Grup. Salah satunya adalah Direktur PT Amanah Finance, Adnan Bintang,” ujarnya.
Menurut Abud, dalam rapat itu akan membahas masalah dana. Sebab, dari pengakuan Ilham, dalam sebulan manajemen PSM harus mengeluarkan dana sekitar Rp 800 juta. Uang itu antara lain untuk gaji pemain dan operasional kantor. “Dari penjelasan itu makanya saya menggelar rapat terlebih dahulu,” ungkapnya.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI