Anak ke tiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Muhammad Yasin, 55 tahun dan Siti Raisha 50 tahun, yang tinggal di Kampung Kamalaka, Desa Panggung Jati, Kecamatan Taktakan, Kota Serang itu juga dikenal sosok saleh. “Meski sejak usia tujuh tahun dia kerap mengikuti turnamen, Nasuha tidak pernah meninggalkan salat dan mengaji,” kata Siti Raisha, ibu Nasuha, kepada Tempo, Rabu, (22/12).
Pada tahun 2001, Muhammad Nasuha berganung dengan timnas. Kala itu, klub Krakatau Steel (KS) tertarik merekrut Nasuha karena melihat aksi-aksi Nasuha di turnamen antar-kampung. Sejak itu, karir Na¬suha terus meroket. Meski demikian, Nasuha tetap dikenal sebagai sosok yang ramah dan rendah hati.
Hal ini bisa dilihat dari keadaan rumah keluarga Nasuha di Taktakan, Kota Serang, yang terbilang cukup sederhana dan jauh dari kesan mewah. “Saya bangga dengan kerendahan hati anak saya. setiap kali ia mau bertanding, ia selalu menelepon orang tua untuk minta doa restu,” ujar Raisha saat ditemui di kediamannya.
Sejak kecil, Nasuha, sudah memperlihatkan bakatnya sebagai pemain bola. “Bahkan di berbagai even tingkat daerah aksinya selalu memukau para penonton,” kata Agum, salah seorang kawan bermain sepakbola semasa kecil.
Di mata adik-adiknya, Nasuha juga dikenal sebagai sosok panutan. “Sejak di SD hingga SMP, dia selalu menjadi juara kelas,” kata adik kandung Nasuha, Yanti Suyanti.
WASI’UL ULUM