Kemarin petang, tim bertandang ke Pondok Pesantren Assidiqiyah di Kedoya, Jakarta Barat. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengajak mereka berdoa bersama di sekolah agama Islam pimpinan KH Nur Iskandar SQ itu. Padahal pagi ini mereka mesti bertolak ke Kuala Lumpur untuk bersiap melumat tim tuan rumah.
Nurdin menganggap acara itu tak membuat tim Garuda jadi letoy. Ia bahkan mengklaim bahwa Riedl memberi izin asalkan acara tak lebih dari sejam. "Saya kira tak mengganggu persiapan tim besok. Ini baik, karena ini doa bersama," ucapnya.
Begitu acara selesai, Tempo melihat para pemain andalan Indonesia itu kepayahan ketika memasuki bus PSSI. Bayangkan, ratusan santri dan warga sekitar pesantren mengerubuti mereka untuk sekadar bersalaman atau mengambil foto. Mereka pun berteriak-teriak histeris. Untung saja polisi bisa membantu mereka menembus kerumunan.
Adapun Riedl tak ikut dalam acara tersebut. Hanya asisten pelatih Wolfgang Pikal dan sejumlah petinggi PSSI yang turut serta.
Sehari setelah menekuk tim Filipina, tim nasional juga diajak menghadiri jamuan yang digelar di kediaman Aburizal Bakrie di Menteng, Jakarta Pusat. Tak jelas benar Aburizal menerima mereka sebagai pengusaha atau Ketua Umum Partai Golkar. Yang jelas, bonus uang tunai Rp 2,5 miliar meluncur dari tangan Aburizal, juga hadiah sebidang tanah seluas 25 hektare di Jonggol untuk PSSI.
"Tak ada unsur dan upaya politisasi seperti yang ditudingkan banyak pihak dalam acara itu," kata juru bicara keluarga Aburizal, Lalu Mara Sartriawangsa, kepada Tempo.
BASUKI RAHMAT | JOBPIE