Dibalut sarung, ratusan napi nampak antusias mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di masjid kompleks Lapas itu Jumat (24/12) pagi.
Di masjid itu para napi tampak khusyuk membaca tahlil. Dipimpin ustadz Lapas, para napi membaca doa-doa yang ditujukan kepada Timnas. ”Kami berharap Timnas menang. Enggak penting skornya berapa, yang penting menang,” kata Adi, salah satu napi yang turut dalam acara itu.
Para napi ini mulai keluar dari selnya masing-masing sekitar pukul 07.30. Mereka dibagi menjadi tiga blok. Setelah keluar mereka lalu berkumpul di lapangan yang ada di Lapas itu. Secara serentak dan berbaris rapi mereka pun kemudian menyanyikan lagu “Garuda di Dadaku” yang dipopulerkan oleh band Netral. Usai menyangi, mereka digiring masuk masjid hingga memenuhi serambi untuk mengikuti ritual tahlil dan doa.
Menurut Adi, narapidana berusia 25 tahun itu, permainan Timnas kini mulai membaik. Itu bisa dijadikan titik awal kebangkitan sepak bola nasional.
Kepala Lapas setempat, Muji Widodo menjelaskan, sebenarnya saban Jumat seluruh napi diwajibkan mengikuti program kerohanian. Bagi napi yang beragama Islam dianjurkan mengikuti tahlil, istighosah, dan doa bersama di masjid setempat. Program kerohanian ini untuk memupuk keimanan napi. Namun, karena saat ini ada momentum pertandingan sepak bola, akhirnya pihak Lapas berinisiatif untuk menggunakan momen ini untuk mendoakan kemengan Timnas. “Mereka penggemar bola,” ujarnya.
Rencananya, lapas juga akan menggelar acara nonton bareng pertandingan final piala AFF di lapangan Lapas. ”Sesuai protabnya, malam kami tidak diperbolehkan menggelar kegiatan. Paling bisanya baru siang hari kita liat siaran ulang.”
MUHAMMAD TAUFIK