Suwandi rela merogoh kantongnya untuk membuat spanduk sepanjang lima meter itu. “Saya ingin Indonesia menang,” katanya bersemangat. Ditemui di kawasan stadion sehari mejelang laga final serumpun itu, Suwandi tengah asyik bercengkrama dengan pendukung Indonesia lainnya yang berjumlah delapan orang.
Rombongan pendukung tim Garuda itu baru saja bertemu saat membeli atribut Indonesia di sekitar Stadion Bukit Jalil. Merasa sesama orang Indonesia, mereka bergabung. Ada yang memang tinggal di Malaysia, tapi ada pula yang baru saja datang ke Kuala Lumpur khusus untuk mendukung Firman Utina dan rekan-rekannya.
Indra Utama, warga Air Tawar, Padang, rela menganggarkan uang Rp. 5 juta rupiah untuk bisa datang menyaksikan langsung laga final ini di Malaysia. Ia mengaku memilih nonton final di Malaysia daripada nonton di Jakarta. “Di Malaysia lebih aman, dapat tiket lebih gampang plus murah, transportasi lancar dan pengeluaran lebih kecil dibandingkan ke Jakarta,” kata Indra.
Menurut Indra, ada yang tidak beres dalam menajemen PSSI mengenai tiket. “Kenapa bisa harga tiket di sana sangat mahal dibandingkan dengan di negeri orang,” kata dia. Untuk menyaksikan laga di Malaysia, ia hanya mengeluarkan uang senilai 30 ringgit atau senilai Rp. 87 ribu untuk kategori ekonomi atau mengeluarkan 50 ringgit (senilai Rp. 145 ribu) untuk VIP. Di Indonesia harga tiket bisa mencapai Rp. 1 juta rupiah untuk VIP.
Pelajar Indonesia yang sekolah di Singapura, Imel, juga mengemukakan hal yang sama. “Saya pilih nonton di Malaysia. Tiket gampang didapat, dan bisa dijangkau dengan bis,” kata Imel. Ongkos bis pulang pergi hanya sekitar 40 dolar (sekitar Rp. 3,6 juta).
Rombongan penggila bola itu mengaku tidak ada masalah harus mengeluarkan uang untuk mendukung tim asuhan Alfred Riedl itu. “Kami pokoknya dukung tim nasional, tapi ini bukan berarti kita dukung Nurdin Halid (Ketua PSSI). Kami ingin PSSI di bawah Nurdin dirombak,” kata Indra.
Pendukung lain yang berasal dari Palembang, Armansyah, tiba-tiba bersorak. “Turunkan Nurdin,” kata dia usai mendengar komentar Indra. Menurutnya, prestasi bagus tim nasional saat ini bukanlah berkat Nurdin tapi itu semua karena kerja keras Riedl yang melatih dengan disiplin. “Riedl yang berjasa,” katanya.
Rombongan pendukung yang telah siap dengan berbagai atribut Indonesia dan kaos berlambang garuda ini siap bersorak keras mendukung tim nasional saat bertarung menghadapi tuan rumah Malaysia nanti malam. Namun, apa pun hasil pertandingan nanti di lapangan, mereka mengaku tetap mendukung Firman dan kawan-kawan. “Kalau Indonesia menang disyukuri,” kata Armansyah yang optimistis Indonesia bisa juara.
RINA WIDIASTUTI