TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Sebagian pendukung Indonesia terpaksa nonton langsung laga final Indonesia melawan Malaysia di Stadion Nasional, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu (27/12), karena tidak mendapatkan tiket final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/12).
“Istri saya sudah antre, tetapi tidak dapat. Jadi, kami memilih ke Kuala Lumpur sekalian liburan,” kata Andi Windo, warga Jakarta yang ditemui di Stadion Bukit Jalil, Minggu (27/12). Pengacara niaga ini mengajak istrinya, Sri Wahyuningsih, anak, serta keluarganya untuk bersama-sama mendukung tim Merah-Putih. “Kami rombongan berenam,” kata Andi.
Andi mengaku tidak masalah harus mengeluarkan uang sekitar Rp. 15 juta selama berada di Kuala Lumpur. “Tidak apa-apa, karena saya suka bola. Di sini suasananya lebih nyaman dan tidak menakutkan,” kata Andi yang merasa tidak kawatir membawa serta anaknya yang masih berusia dua tahun.
Menurut Andi, PSSI seharus memiliki komunikasi yang jelas dengan pengantre tiket, misalnya, kalau tiket habis harus dikatakan sejak awal. “Jangan pengantre dibiarkan tetap antre kalau memang sudah habis,” katanya.
Andi mengkritik adanya calo yang berkeliaran di sekitar tempat antrian pemesanan tiket. “Masak baru standarkan motor, sudah ada yang menawari tiket,” ujarnya. Ia mengaku sempat ditawari tiket kelas I (Rp. 200 ribu) dengan harga lebih dari dua kali lipat. “Lima tiket saya disuruh bayar Rp. 2,5 juta,” Andi menambahkan.
Sulaiman, warga NTB yang tinggal di Malaysia, juga senang bisa nonton laga final AFF di Kuala Lumpur tanpa harus antri panjang di Senayan dan belum tentu dapat. Tiket laga di Kuala Lumpur mudah didapatkan. Ia bahkan mengajak 30 rekannya sesame TKI dari Bali dan Lombok untuk bersama-sama mendukung Firman Utina dan rekan-rekannya berlaga.
“Saya sudah siap-siap sejak tadi malam, sehingga pagi bisa langsung jalan ke stadion,” kata Sulaiman yang tiba di stadion Bukit Jalil sekitar pukul 11.00.
Saat ini ribuan suporter Merah-Putih sudah memadati stadion. Seperti aksi para suporter di Indonesia, pendukung Indonesia hampir semuanya mengenakan kaos tim nasional merah berlambang burung Garuda Pancasila dengan berbagai atributnya, seperti rambut palsu warna merah putih, shal, bendera.
Mereka bercampur dengan suporter Malaysia yang mengenakan kaos tim nasional kuning hitam dan biru merah. Bunyi terompet para suporter dari dua kubu membuat stadion riuh gemuruh. Suasana ini tidak hanya di luar stadion, tetapi juga di dalam stadion, karena sebagian suporter telah memasuki tribun penonton.
RINA WIDIASTUTI