Selain gangguan sinar laser, Nurdin menyatakan para pemain Indonesia mendapat teror lain dari tuan rumah. Salah satunya adalah serbuk misterius yang ditaburkan di area gawang Markus Haris Maulana.
Persisnya serbuk apa, Nurdin tak tahu. Yang jelas, serbuk itu menyebabkan gatal-gatal di kulit. "(Asisten pelatih) Widodo dan tim dokter bilang, serbuk itu menyebabkan alergi, gatal-gatal. Bahkan Markus sampai bengkak-bengkak," kata Nurdin setelah menonton latihan tim nasional di kompleks Gelora Bung Karno kemarin. Menurut dia, temuan kasus serbuk itu akan diteliti lebih lanjut untuk kemudian diperkarakan. "Kita protes ke Malaysia."
Sorotan sinar laser yang sempat membuat pertandingan dihentikan, kata Nurdin, juga sangat mengganggu pemain Indonesia. "Setelah pertandingan dilanjutkan, konsentrasi pemain kita jadi buyar," katanya. Menurut dia, sinar laser itu menggunakan alat yang canggih yang tak dimiliki sembarang orang. "Bukan orang biasa yang melakukannya."
Nurdin juga menyayangkan adanya lemparan petasan dari penonton yang masuk ke lapangan. "Hampir mengenai Okto. Itu semua sangat mengganggu pemain kita. Sangat berpengaruh terhadap mental dan psikologis pemain," ujarnya.
Ia menambahkan, gangguan juga sudah dirasakan rombongan tim sejak tiba di bandara Kuala Lumpur, Jumat siang lalu. Saat itu rombongan sangat lama menunggu bus panitia yang akan membawa mereka ke hotel. Berbagai kasus itu, ia melanjutkan, sudah diprotes oleh PSSI secara lisan dan tertulis.
Pelatih tim Indonesia, Alfred Riedl, ogah mengomentari soal gangguan serbuk berbau mistis dalam pertandingan itu. “Saya hanya akan fokus pada masalah kesiapan pertandingan,” kata pelatih asal Austria itu.
Hermansyah, mantan pemain tim nasional, lebih menilai kemenangan Malaysia atas Indonesia karena daya juang mereka lebih bagus. Ia memuji kehebatan pelatih Malaysia, K. Rajagobal, yang mampu membangkitkan kepercayaan diri pemain sehingga lolos ke final dan membalas kekalahan dari Indonesia.
Ia juga menyatakan soal gangguan sinar laser seharusnya tak disikapi berlebihan. "Justru karena ditanggapi berlebihan, jadi berakibat buruk hilangnya konsentrasi pemain kita," katanya. "Pemain sudah mulai panas, tapi malah jadi drop setelah pertandingan dihentikan sementara."
Karena kekalahan 3-0 itu, Indonesia kini mengemban tugas berat dalam pertandingan final kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno besok. Agar jadi juara, Firman Utina dan kawan-kawan harus mengejar kemenangan dengan selisih empat gol.
Toh, Nurdin tetap optimistis bisa juara. "Perjuangan kita belum selesai, kita masih memiliki peluang yang sama besar. Yang penting, penonton kita nanti tak melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. Kita harus tetap sportif," ujarnya.
BASUKI RAHMAT