Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nurdin: Rangkaian Teror Ganggu Tim Nasional

image-gnews
Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan (kiri), bersama Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia Nurdin Halid (tengah), seusai mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI, di Gedung MPR/DPR. TEMPO/Imam Sukamto
Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan (kiri), bersama Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia Nurdin Halid (tengah), seusai mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI, di Gedung MPR/DPR. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid menyatakan, rangkaian teror yang diterima para pemain berpengaruh terhadap kekalahan tim sepak bola Indonesia oleh Malaysia 3-0 pada pertandingan final pertama Piala AFF di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Ahad malam lalu.

Selain gangguan sinar laser, Nurdin menyatakan para pemain Indonesia mendapat teror lain dari tuan rumah. Salah satunya adalah serbuk misterius yang ditaburkan di area gawang Markus Haris Maulana.

Persisnya serbuk apa, Nurdin tak tahu. Yang jelas, serbuk itu menyebabkan gatal-gatal di kulit. "(Asisten pelatih) Widodo dan tim dokter bilang, serbuk itu menyebabkan alergi, gatal-gatal. Bahkan Markus sampai bengkak-bengkak," kata Nurdin setelah menonton latihan tim nasional di kompleks Gelora Bung Karno kemarin. Menurut dia, temuan kasus serbuk itu akan diteliti lebih lanjut untuk kemudian diperkarakan. "Kita protes ke Malaysia."

Sorotan sinar laser yang sempat membuat pertandingan dihentikan, kata Nurdin, juga sangat mengganggu pemain Indonesia. "Setelah pertandingan dilanjutkan, konsentrasi pemain kita jadi buyar," katanya. Menurut dia, sinar laser itu menggunakan alat yang canggih yang tak dimiliki sembarang orang. "Bukan orang biasa yang melakukannya."

Nurdin juga menyayangkan adanya lemparan petasan dari penonton yang masuk ke lapangan. "Hampir mengenai Okto. Itu semua sangat mengganggu pemain kita. Sangat berpengaruh terhadap mental dan psikologis pemain," ujarnya.

Ia menambahkan, gangguan juga sudah dirasakan rombongan tim sejak tiba di bandara Kuala Lumpur, Jumat siang lalu. Saat itu rombongan sangat lama menunggu bus panitia yang akan membawa mereka ke hotel. Berbagai kasus itu, ia melanjutkan, sudah diprotes oleh PSSI secara lisan dan tertulis.

Pelatih tim Indonesia, Alfred Riedl, ogah mengomentari soal gangguan serbuk berbau mistis dalam pertandingan itu. “Saya hanya akan fokus pada masalah kesiapan pertandingan,” kata pelatih asal Austria itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hermansyah, mantan pemain tim nasional, lebih menilai kemenangan Malaysia atas Indonesia karena daya juang mereka lebih bagus. Ia memuji kehebatan pelatih Malaysia, K. Rajagobal, yang mampu membangkitkan kepercayaan diri pemain sehingga lolos ke final dan membalas kekalahan dari Indonesia.

Ia juga menyatakan soal gangguan sinar laser seharusnya tak disikapi berlebihan. "Justru karena ditanggapi berlebihan, jadi berakibat buruk hilangnya konsentrasi pemain kita," katanya. "Pemain sudah mulai panas, tapi malah jadi drop setelah pertandingan dihentikan sementara."

Karena kekalahan 3-0 itu, Indonesia kini mengemban tugas berat dalam pertandingan final kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno besok. Agar jadi juara, Firman Utina dan kawan-kawan harus mengejar kemenangan dengan selisih empat gol.

Toh, Nurdin tetap optimistis bisa juara. "Perjuangan kita belum selesai, kita masih memiliki peluang yang sama besar. Yang penting, penonton kita nanti tak melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. Kita harus tetap sportif," ujarnya.

BASUKI RAHMAT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hadiah Piala Kemerdekaan dari APBN, Apa Kata Anggota DPR?  

27 Oktober 2015

Pemain PSMS Medan versi PT Liga Indonesia, menggelar aksi damai di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, (17/6). Mereka menuntut diselesaikannya pembayaran tunggakan gaji selama 10 bulan yang dilakukan manajemen PSMS. TEMPO/Seto Wardhana
Hadiah Piala Kemerdekaan dari APBN, Apa Kata Anggota DPR?  

DPR menyoroti kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang menggunakan anggaran negara untuk membiayai hadiah Piala Kemerdekaan.


Hadiah Miliaran Rupiah Piala Kemerdekaan Diambil dari APBN  

22 Oktober 2015

Pesepakbola PSMS Medan Nastja Cech (kanan) berebut bola dengan pesepakbola Persib Bandung Zulkifli Syukur (kiri) pada pertandingan Indonesia Super Liga (ISL) 2011-2012 di Stadion Teladan Medan, Sumut, Minggu malam (17/6). ANTARA/Septianda Perdana
Hadiah Miliaran Rupiah Piala Kemerdekaan Diambil dari APBN  

Kenapa hadiah Piala Kemerdekaan diambil dari APBN?


Juara Piala Kemerdekaan Terima Hadiah Pekan Depan  

13 Oktober 2015

Presiden Joko Widodo membuka secara resmi turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan di Serang, Banten, 15 Agustus 2015. TEMPO/Darma Wijaya
Juara Piala Kemerdekaan Terima Hadiah Pekan Depan  

Tim Transisi menjanjikan hadiah yang cukup besar: juara pertama Rp 1,5 miliar, juara kedua Rp 1 miliar, dan juara ketiga Rp 750 juta.


Persib Vs Sriwijaya di Final, Atep Kejar Gol Kedua

12 Oktober 2015

Pesepakbola Persib Bandung, Zulham Zamrun (kedua kanan) melewati hadangan penjaga gawang Mitra Kukar, Rivky Mokodompit (bawah) saat lanjutan kompetisi Piala Presiden 2015 di Stadion Jalak Harupat, Bandung, 10 Oktober 2015. Persib berhasil lolos ke babak final setelah menang denga skor 3-1. ANTARA/Agus Bebeng
Persib Vs Sriwijaya di Final, Atep Kejar Gol Kedua

Atep baru menyumbang satu gol di ajang Piala Presiden. Ia berambisi mencetak gol saat Persib melawan Sriwijaya di final.


Semifinal Piala Presiden, Sriwijaya Krisis Pemain Belakang

5 Oktober 2015

Pemain Arema Cronus, Christian Gonzales (kiri) tersungkur saat mencoba memasukkan bola ke gawang Sriwijaya FC pada semi final putaran pertama Piala Presiden 2015 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 3 Oktober 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Semifinal Piala Presiden, Sriwijaya Krisis Pemain Belakang

Sriwijaya FC harus kehilangan bek Syaiful Indra Cahya, yang selama ini menjadi andalan mereka.


Arema Berambisi Perpanjang Rekor Menang atas Sriwijaya  

3 Oktober 2015

Pemain Arema Cronus, Christian Gonzales lolos merayakan gol keduanya ke gawang Bali United saat babak perempat final leg kedua turnamen Piala Presiden antara Bali United melawan Arema Cronus di Stadion Dipta, Gianyar, Bali, 27 September 2015. Gonzales mencetak hat-trick dalam laga yang membawa Arema Cronus menang 2-3 TEMPO/Johannes P. Christo
Arema Berambisi Perpanjang Rekor Menang atas Sriwijaya  

Arema Cronus mengantongi rekor lima kemenangan beruntun melawan Sriwijaya FC.


Piala Presiden, Pelatih Persib Minta Bobotoh Tetap Tenang

24 September 2015

Ratusan bobotoh Persib Bandung berunjuk rasa didepan kantor DPRD Provinsi Jabar saat aksi damai terkait kisruh sepakbola nasional antara PSSI dan Pemerintah di Bandung, Jawa Barat, 4 Juni 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Piala Presiden, Pelatih Persib Minta Bobotoh Tetap Tenang

Menurut Djadjang Nurjaman, atmosfer di Bandung sedang panas jelang pertandingan perempat final kedua melawan Pusamania.


Piala Presiden, Sriwijaya Berharap Rebut Poin dari Persebaya  

19 September 2015

Pesepakbola Sriwijaya FC, Syakir Sulaeman (tengah) di bayangi sejumlah pesepakbola Persela Lamongan  saat pertandingan babak penyisihan grub B Piala Presiden di stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, 9 September 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Piala Presiden, Sriwijaya Berharap Rebut Poin dari Persebaya  

Statistik pertandingan memperlihatkan dalam lima pertemuan terakhir dengan Persebaya, Sriwijaya tiga kali menang dan sekali seri.


Arema Cronus Waspadai Empat Pemain Bali United

18 September 2015

Pesepak bola Arema Cronus, Lancine Kone meluapkan kegembiraannya usai menjebol gawang Sriwijaya FC saat pertandingan Babak Penyisihan Grup B Piala Presiden 2015 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 5 September 2015. Arema menjaga asa ke perempat-final setelah mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 3-1. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Arema Cronus Waspadai Empat Pemain Bali United

Arema sudah menyiapkan strategi untuk mengamankan poin di kandang sendiri.


Piala Presiden, Persebaya United Kantongi Kekuatan Sriwijaya

14 September 2015

Pesepakbola Persebaya, Rudi Widodo berebut bola dengan pemain Martapura FC, Ady Setiawan pada pertandingan Piala Presiden 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat. 2 September 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Piala Presiden, Persebaya United Kantongi Kekuatan Sriwijaya

Persebaya United mewaspadai empat pilar Sriwijaya FC.