Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Takut Ubah Starter  

image-gnews
Pemain Timnas Malaysia Mohamad Ashari Samsudin mencetak gol kedua pada laga Final Piala AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Bukit Jalil, Selangor, Malaysia, Minggu (26/12). Timnas Indonesia kalah telak dari Timnas Malaysia dengan hasil akhir 3-0. REUTERS/Syamsul Bahri Muhammad
Pemain Timnas Malaysia Mohamad Ashari Samsudin mencetak gol kedua pada laga Final Piala AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Bukit Jalil, Selangor, Malaysia, Minggu (26/12). Timnas Indonesia kalah telak dari Timnas Malaysia dengan hasil akhir 3-0. REUTERS/Syamsul Bahri Muhammad
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Legenda Sepak Bola Nasional Sutan Harharah meminta pelatih Alfred Riedl tidak takut mengubah susunan pemain inti. "Di sepak bola modern, istilah "don't change the winning team', sudah tidak berlaku," katanya kepada Tempo, Senin (28/12).

Dalam leg pertama Final AFF yang berlangsung di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur, Ahad lalu, Indonesia digebuk Malaysia tiga gol tanpa balas. Meski mengakui adanya gangguan penonton berupa laser dan petasan, dia mengatakan Pasukan Garuda tidak bermain prima.

Lini terlemah, Direktur Teknik PSSI ini mengatakan adalah kiper. Dia menilai emosi Markus Haris Maulana meledak akibat insiden laser sehingga kehilangan konsentrasi.

Kalau pun tidak ada laser dan petasan, Sutan melanjutkan, barisan tengah dan belakang Indonesia bermain di bawah standar, terutama di babak kedua. "Endurance (daya tahan) pemain menurun," katanya.

Dia menyorot Firman Utina dan Octovianus Maniani yang cedera dan sempat tidak berlatih pasca semi final. "Cedera itu tentu berpengaruh pada fisik mereka," kata ujar bek Indonesia pada 1970-an ini.

Tidak seperti biasanya, pada laga tersebut umpan-umpan Firman Utina sering gagal temui sasaran. Padahal dia merupakan sumber aliran serangan Garuda. Akibatnya, pasokan ke duet penyerang Cristian Gonzales dan Yongki Aribowo mandek.

Setali tiga uang dengan Octo, 20 tahun. Meski memiliki kecepatan dan olah bola yang prima, pemain termuda di skuad Merah Putih ini minim kontribusi sehingga diganti Arif Suyono di babak kedua.

Lemahnya sektor tengah membuat Pasukan Harimau Malaya leluasa mengobrak-abrik pertahanan Indonesia. Bahkan, kata Sutan, motor serangan sekaligus Kapten Malaysia Safiq bin Rahim sering berhadapan langsung dengan duo bek sentral Indonesia, Hamka Hamzah dan Maman Abdurahman. "Padahal seharusnya tugas gelandang untuk membendung dia," kata mantan pemain yang lebih 80 kali membela Indonesia ini.

Kelemahan di tengah seolah menular ke lini pertahanan. "Maman terlalu mudah dilewati," ujar Sutan. Dia menilai gol pertama Malaysia akibat bek Persib Bandung itu gagal menahan gocekan Norshahrul Idlan, yang kemudian menyorongkan sehingga tandemnya, Mohamad Safee Sali menceposkan gol. Bek kiri Mohammad Nasuha, dia melanjutkan, juga tidak bermain sebaik di kandang.

Sutan menolak berkomentar tentang taktik yang layak dimainkan Riedl. "Itu sepenuhnya wewenang pelatih," katanya. Sebagai rekan, dia hanya memberi masukan untuk tidak segan mengganti pemain yang dirudung cedera atau bermain di bawah performa. Penyerang Cristian Gonzales, dan Firman Utina bisa diistirahatkan jika belum sepenuhnya pulih. "Kita punya pengganti yang tidak kalah bagus," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sutan menilai Bambang Pamungkas memiliki reputasi dan karakter permainan yang jadi momok bagi bek-bek Malaysia, berkat pengalaman dua tahun jadi top skorer Liga Malaysia saat membela Selangor 2005-2007. Pemain lain yang layak jadi starting eleven adalah Arif Suyono untuk mengisi sayap kiri yang ditinggal Octo karena akumulasi kartu. Jika Wakil Kapten Firman Utina masih bermasalah dengan lutut kanannya, Sutan menjagokan Eka Ramdani sebagai pengatur serangan.

Dia juga minta media untuk menahan komentar negatif terhadap pemain pengganti. "Beri kepercayaan pada pemain cadangan, mereka sama baiknya," kata Sutan.

Pemain yang seangkatan dengan legenda Ronny Pattinasarani ini mengingatkan juniornya untuk tidak semata mengejar ketinggalan tiga gol di leg kedua yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, besok malam. "Bisa terbawa emosi," katanya.

Sutan menyaksikan langsung dua laga semi final Malaysia melawan Vietnam. Laga pertama berlangsung di Bukit Jalil dengan kemenangan dua gol untuk tuan rumah dan laga kedua berlangsung kacamata di Stadion My Dinh Hanoi. "Vietnam terlalu emosi incar gol sehingga harus bermain dengan sepuluh pemain," katanya.

Di Gelora Bung Karno, Pasukan Garuda mengincar kemenangan empat gol tanpa balas. Sebuah misi yang sungguh tidak mudah. "Satu gol saja bisa dicetak Malaysia, akan sangat menyulitkan Indonesia," kata Sutan. Berdasarkan aturan FIFA, gol tandang memiliki nilai lebih. Sehingga skor 4-1 tetap akan meloloskan Malaysia, meski selisih gol menunjukan 4-4.

Dua pemain yang mampu menghancurkan mimpi Indonesia adalah Mohamad Safee nomor 10 dan Norshahlul Idlan, 9. "Dua pemain ini tipenya individual, bisa mengubah permainan tanpa bantuan tim," kata Sutan. Duet maut ini akan jadi lebih berbahaya dengan sokongan Kapten Safiq Salim dari lini tengah. "Dengan keunggulan tiga gol, saya yakin bisa memperoleh hasil baik di Jakarta," ujar Safee, 26 tahun, yang memimpin top skorer dengan empat gol.

REZA M

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hadiah Piala Kemerdekaan dari APBN, Apa Kata Anggota DPR?  

27 Oktober 2015

Pemain PSMS Medan versi PT Liga Indonesia, menggelar aksi damai di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, (17/6). Mereka menuntut diselesaikannya pembayaran tunggakan gaji selama 10 bulan yang dilakukan manajemen PSMS. TEMPO/Seto Wardhana
Hadiah Piala Kemerdekaan dari APBN, Apa Kata Anggota DPR?  

DPR menyoroti kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang menggunakan anggaran negara untuk membiayai hadiah Piala Kemerdekaan.


Hadiah Miliaran Rupiah Piala Kemerdekaan Diambil dari APBN  

22 Oktober 2015

Pesepakbola PSMS Medan Nastja Cech (kanan) berebut bola dengan pesepakbola Persib Bandung Zulkifli Syukur (kiri) pada pertandingan Indonesia Super Liga (ISL) 2011-2012 di Stadion Teladan Medan, Sumut, Minggu malam (17/6). ANTARA/Septianda Perdana
Hadiah Miliaran Rupiah Piala Kemerdekaan Diambil dari APBN  

Kenapa hadiah Piala Kemerdekaan diambil dari APBN?


Juara Piala Kemerdekaan Terima Hadiah Pekan Depan  

13 Oktober 2015

Presiden Joko Widodo membuka secara resmi turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan di Serang, Banten, 15 Agustus 2015. TEMPO/Darma Wijaya
Juara Piala Kemerdekaan Terima Hadiah Pekan Depan  

Tim Transisi menjanjikan hadiah yang cukup besar: juara pertama Rp 1,5 miliar, juara kedua Rp 1 miliar, dan juara ketiga Rp 750 juta.


Persib Vs Sriwijaya di Final, Atep Kejar Gol Kedua

12 Oktober 2015

Pesepakbola Persib Bandung, Zulham Zamrun (kedua kanan) melewati hadangan penjaga gawang Mitra Kukar, Rivky Mokodompit (bawah) saat lanjutan kompetisi Piala Presiden 2015 di Stadion Jalak Harupat, Bandung, 10 Oktober 2015. Persib berhasil lolos ke babak final setelah menang denga skor 3-1. ANTARA/Agus Bebeng
Persib Vs Sriwijaya di Final, Atep Kejar Gol Kedua

Atep baru menyumbang satu gol di ajang Piala Presiden. Ia berambisi mencetak gol saat Persib melawan Sriwijaya di final.


Semifinal Piala Presiden, Sriwijaya Krisis Pemain Belakang

5 Oktober 2015

Pemain Arema Cronus, Christian Gonzales (kiri) tersungkur saat mencoba memasukkan bola ke gawang Sriwijaya FC pada semi final putaran pertama Piala Presiden 2015 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 3 Oktober 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Semifinal Piala Presiden, Sriwijaya Krisis Pemain Belakang

Sriwijaya FC harus kehilangan bek Syaiful Indra Cahya, yang selama ini menjadi andalan mereka.


Arema Berambisi Perpanjang Rekor Menang atas Sriwijaya  

3 Oktober 2015

Pemain Arema Cronus, Christian Gonzales lolos merayakan gol keduanya ke gawang Bali United saat babak perempat final leg kedua turnamen Piala Presiden antara Bali United melawan Arema Cronus di Stadion Dipta, Gianyar, Bali, 27 September 2015. Gonzales mencetak hat-trick dalam laga yang membawa Arema Cronus menang 2-3 TEMPO/Johannes P. Christo
Arema Berambisi Perpanjang Rekor Menang atas Sriwijaya  

Arema Cronus mengantongi rekor lima kemenangan beruntun melawan Sriwijaya FC.


Piala Presiden, Pelatih Persib Minta Bobotoh Tetap Tenang

24 September 2015

Ratusan bobotoh Persib Bandung berunjuk rasa didepan kantor DPRD Provinsi Jabar saat aksi damai terkait kisruh sepakbola nasional antara PSSI dan Pemerintah di Bandung, Jawa Barat, 4 Juni 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Piala Presiden, Pelatih Persib Minta Bobotoh Tetap Tenang

Menurut Djadjang Nurjaman, atmosfer di Bandung sedang panas jelang pertandingan perempat final kedua melawan Pusamania.


Piala Presiden, Sriwijaya Berharap Rebut Poin dari Persebaya  

19 September 2015

Pesepakbola Sriwijaya FC, Syakir Sulaeman (tengah) di bayangi sejumlah pesepakbola Persela Lamongan  saat pertandingan babak penyisihan grub B Piala Presiden di stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, 9 September 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Piala Presiden, Sriwijaya Berharap Rebut Poin dari Persebaya  

Statistik pertandingan memperlihatkan dalam lima pertemuan terakhir dengan Persebaya, Sriwijaya tiga kali menang dan sekali seri.


Arema Cronus Waspadai Empat Pemain Bali United

18 September 2015

Pesepak bola Arema Cronus, Lancine Kone meluapkan kegembiraannya usai menjebol gawang Sriwijaya FC saat pertandingan Babak Penyisihan Grup B Piala Presiden 2015 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 5 September 2015. Arema menjaga asa ke perempat-final setelah mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 3-1. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Arema Cronus Waspadai Empat Pemain Bali United

Arema sudah menyiapkan strategi untuk mengamankan poin di kandang sendiri.


Piala Presiden, Persebaya United Kantongi Kekuatan Sriwijaya

14 September 2015

Pesepakbola Persebaya, Rudi Widodo berebut bola dengan pemain Martapura FC, Ady Setiawan pada pertandingan Piala Presiden 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat. 2 September 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Piala Presiden, Persebaya United Kantongi Kekuatan Sriwijaya

Persebaya United mewaspadai empat pilar Sriwijaya FC.