Dalam leg pertama Final AFF yang berlangsung di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur, Ahad lalu, Indonesia digebuk Malaysia tiga gol tanpa balas. Meski mengakui adanya gangguan penonton berupa laser dan petasan, dia mengatakan Pasukan Garuda tidak bermain prima.
Lini terlemah, Direktur Teknik PSSI ini mengatakan adalah kiper. Dia menilai emosi Markus Haris Maulana meledak akibat insiden laser sehingga kehilangan konsentrasi.
Kalau pun tidak ada laser dan petasan, Sutan melanjutkan, barisan tengah dan belakang Indonesia bermain di bawah standar, terutama di babak kedua. "Endurance (daya tahan) pemain menurun," katanya.
Dia menyorot Firman Utina dan Octovianus Maniani yang cedera dan sempat tidak berlatih pasca semi final. "Cedera itu tentu berpengaruh pada fisik mereka," kata ujar bek Indonesia pada 1970-an ini.
Tidak seperti biasanya, pada laga tersebut umpan-umpan Firman Utina sering gagal temui sasaran. Padahal dia merupakan sumber aliran serangan Garuda. Akibatnya, pasokan ke duet penyerang Cristian Gonzales dan Yongki Aribowo mandek.
Setali tiga uang dengan Octo, 20 tahun. Meski memiliki kecepatan dan olah bola yang prima, pemain termuda di skuad Merah Putih ini minim kontribusi sehingga diganti Arif Suyono di babak kedua.
Lemahnya sektor tengah membuat Pasukan Harimau Malaya leluasa mengobrak-abrik pertahanan Indonesia. Bahkan, kata Sutan, motor serangan sekaligus Kapten Malaysia Safiq bin Rahim sering berhadapan langsung dengan duo bek sentral Indonesia, Hamka Hamzah dan Maman Abdurahman. "Padahal seharusnya tugas gelandang untuk membendung dia," kata mantan pemain yang lebih 80 kali membela Indonesia ini.
Kelemahan di tengah seolah menular ke lini pertahanan. "Maman terlalu mudah dilewati," ujar Sutan. Dia menilai gol pertama Malaysia akibat bek Persib Bandung itu gagal menahan gocekan Norshahrul Idlan, yang kemudian menyorongkan sehingga tandemnya, Mohamad Safee Sali menceposkan gol. Bek kiri Mohammad Nasuha, dia melanjutkan, juga tidak bermain sebaik di kandang.
Sutan menolak berkomentar tentang taktik yang layak dimainkan Riedl. "Itu sepenuhnya wewenang pelatih," katanya. Sebagai rekan, dia hanya memberi masukan untuk tidak segan mengganti pemain yang dirudung cedera atau bermain di bawah performa. Penyerang Cristian Gonzales, dan Firman Utina bisa diistirahatkan jika belum sepenuhnya pulih. "Kita punya pengganti yang tidak kalah bagus," ujarnya.
Sutan menilai Bambang Pamungkas memiliki reputasi dan karakter permainan yang jadi momok bagi bek-bek Malaysia, berkat pengalaman dua tahun jadi top skorer Liga Malaysia saat membela Selangor 2005-2007. Pemain lain yang layak jadi starting eleven adalah Arif Suyono untuk mengisi sayap kiri yang ditinggal Octo karena akumulasi kartu. Jika Wakil Kapten Firman Utina masih bermasalah dengan lutut kanannya, Sutan menjagokan Eka Ramdani sebagai pengatur serangan.
Dia juga minta media untuk menahan komentar negatif terhadap pemain pengganti. "Beri kepercayaan pada pemain cadangan, mereka sama baiknya," kata Sutan.
Pemain yang seangkatan dengan legenda Ronny Pattinasarani ini mengingatkan juniornya untuk tidak semata mengejar ketinggalan tiga gol di leg kedua yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, besok malam. "Bisa terbawa emosi," katanya.
Sutan menyaksikan langsung dua laga semi final Malaysia melawan Vietnam. Laga pertama berlangsung di Bukit Jalil dengan kemenangan dua gol untuk tuan rumah dan laga kedua berlangsung kacamata di Stadion My Dinh Hanoi. "Vietnam terlalu emosi incar gol sehingga harus bermain dengan sepuluh pemain," katanya.
Di Gelora Bung Karno, Pasukan Garuda mengincar kemenangan empat gol tanpa balas. Sebuah misi yang sungguh tidak mudah. "Satu gol saja bisa dicetak Malaysia, akan sangat menyulitkan Indonesia," kata Sutan. Berdasarkan aturan FIFA, gol tandang memiliki nilai lebih. Sehingga skor 4-1 tetap akan meloloskan Malaysia, meski selisih gol menunjukan 4-4.
Dua pemain yang mampu menghancurkan mimpi Indonesia adalah Mohamad Safee nomor 10 dan Norshahlul Idlan, 9. "Dua pemain ini tipenya individual, bisa mengubah permainan tanpa bantuan tim," kata Sutan. Duet maut ini akan jadi lebih berbahaya dengan sokongan Kapten Safiq Salim dari lini tengah. "Dengan keunggulan tiga gol, saya yakin bisa memperoleh hasil baik di Jakarta," ujar Safee, 26 tahun, yang memimpin top skorer dengan empat gol.
REZA M