TEMPO Interaktif, Jakarta - Para pencinta sepakbola Indonesia menganggap Nurdin Halid layak mundur dari posisi Ketua Umum PSSI. Mereka pun menemukan tempat tepat untuk menyuarakan tuntutannya di ajang internasional , seperti pertandingan final Piala AFF.
"Kalau tidak di ajang ini, mau dimana lagi masyarakat bisa menyuarakan aspirasinya," kata Egar Perdana Maulana, warga Bintaro, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/12).
Baca Juga:
Egar berpendapat, Nurdin adalah tokoh yang patut disalahkan dengan kehancuran organisasi tertinggi sepakbola Indonesia ini. Bahkan, kata Egar, Nurdin juga yang membuat tim nasional hampir hancur. "Pelatih Alfred Riedl yang menyelamatkan tim nasional ini," kata dia.
Riedl baginya merupakan pelatih yang dingin, ia memilih tutup mata dengan persoalan organisasi PSSI dan memilih fokus pada tim nasional. Dan pencapaian sebagai runner up AFF, sudah bagus mengingat waktu persiapannya cukup singkat.
"Walaupun kalah saya bangga pada tim nasional Indonesia. Mereka mau berjuang sampai akhir meskipun telah tertinggal 3-0, dan di leg kedua tadi kalah dulu 1-0," kata pemuda usia 21 tahun ini.
Kebanggaan juga dirasakan Mameto Sitorus. Warga Warung Buncit Raya ini, senang melihat penampilan Firman Utina dan rekan-rekannya. usaha para pemain selama ini patut dihargai dan menjadi finalis adalah prestasi yang bagus.
Namun, Mameto menolak apabila hasil ini diklaim sebagai kesusksesan Nurdin Halid sebagai ketua Umum PSSI. "Kalau ada yang dianggap pahlawan, orang itu adalah Alfred Riedl," katanya. Tuntutan Nurdin turun, menurutnya tidak boleh surut karena ia memang layak diturunkan.
Sorakan "Nurdin Turun... Nurdin Turun... Nurdin Turun..." tidak hanya terjadi di stadion Gelora Bung Karno. Setelah para sporter Merah-Putih keluar, mereka tetap meneriakkan hal yang sama.
RINA WIDIASTUTI