TEMPO Interaktif, Makassar - Penandatanganan kontrak antara para PSM Makassar dan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) batal dilakukan, Selasa siang (4/1). Acara di mess PSM di Jalan Bumi Karsa Kecamatan Panakkukang itu diundurkan hingga dua hari lagi.
Syahrir Cakkari, manajemen bidang hukum PSM mengatakan acara ini diundur karena konsorsium LPI tidak jadi datang. “Dua hari kedepan rencananya akan datang dan dilakukan penandatanganan kontrak,” kata Syahrir.
Para pemain yang akan menandatangani kontrak tersebut sebelumnya bermain untuk PSM di Liga Super Indonesia. Tapi PSM beralih ke Liga Primer, sebagian besar juga bersepakat pindah. Diantara mereka yang akan pindah ke Liga Primer adalah, Herman, Deny Marsel, Fachrul Nurdin, Andi Muhammad Guntur, Hendra Wijaya, Adryan, Korinus K Fingkreuw, Satrio Syam, Fandy Edy, Suwandi Sofyan, Fadly Hariri, Risnandar Amri, Aditia putra Dewa, Fadly M, Andi Oddang Mustamu, Jecky Pasarela, Marwan Sayyedeh, Goran Subara, dan Mitrovic Srecko.
Informasi yang diperoleh Tempo, sebagian pemain meminta kenaikan gaji. Ketika berlaga di Liga Super, pemain lokal PSM dikontrak sekitar Rp 500 juta, dan pemain asing sekitar Rp 800 juta. Khusus Marwan Sayyedeh dikontrak sekitar Rp 900 juta. Sementara pemain PSM U-21 sebesar Rp 100 juta, dan pelatih sekitar Rp 800 juta ditambah fasilitas mobil dan rumah.
Tapi ada juga lima pemain PSM yang menolak bergabung ke Liga Primer yaitu Djayusman Triasdi, Fathul Rahman, Supriyono, Diva Tarkas, dan Hendra Ridwan.
Manajer Direktur PSM Husain Abdullah, Minggu lalu membenarkan adanya beberapa pemain asing dan pemain lokal yang meminta kenaikan kontrak. Dia tidak menyebut besaran kenaikan tersebut. Husain mengatakan kontrak didasarkan pada kemampuan pemain di lapangan. “Ini adalah rahasia klub untuk menghindari kecemburuan sosial,” kata Husain di Trans Studio Minggu lalu.
ARISTOFANI