TEMPO Interaktif, Kediri - Ratusan suporter kesebelasan Arema Malang terlibat lempar batu dengan warga Kediri. Peristiwa ini terjadi saat kereta api yang mengangkut Aremania melintas di Stasiun Kediri Selasa (11/1) tadi.
Sejak pagi warga yang sebagian besar suporter kesebelasan Persik Kediri telah berkerumun di sepanjang rel kereta api. Mereka menunggu kedatangan kereta api ekonomi Matarmaja yang mengangkut rombongan Aremania dari Jakarta. Para suporter ini hendak pulang ke Malang usai mendukung tim kesayangan mereka di kandang Persija Jakarta, Minggu (9/1).
Anggota Kepolisian Resor Kediri Kota yang disiagakan di sepanjang jalur kereta api menuju Stasiun Kediri tak bisa berbuat banyak ketika warga serempak melempari Aremania dengan batu. Sementara dari dalam kereta pendukung Singo Edan tak kalah sigap dengan melempari batu yang sudah dipersiapkan. Bahkan warga di sekitar stasiun juga menemukan satu tabung yang diduga bom molotov. “Tabung itu dilempar dari kereta,” kata Susilo, 23, warga Kelurahan Kemasan yang dilalui kereta tersebut, Selasa (11/1).
Perang batu yang berlangsung cukup cepat itu berlanjut hingga stasiun. Warga berusaha mendekati rangkaian KA Matarmaja yang berhenti di Stasiun Kediri. Mereka mencari Aremania yang bersembunyi di dalam kereta dengan melakukan sweeping.
Beruntung aksi tersebut berhasil diredam aparat polisi yang membubarkan mereka. Beberapa kali polisi sempat meletuskan senjata api ke udara untuk menghentikan tawuran. Sebanyak empat pelaku tawuran diamankan dari lokasi karena diduga sebagai provokator.
Devi, 25, salah satu warga mengatakan pelemparan tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi. Dia meyakini jika para Aremania akan melakukan pelemparan terlebih dulu jika dibiarkan melintas begitu saja. Hal ini setidaknya pernah dialami warga di sekitar rel kereta api yang menjadi korban lemparan batu Aremania beberapa waktu lalu. “Daripada keduluan lagi kayak dulu,” katanya.
Bagian Hubungan Masyarakat Polresta Kediri Ajun Komisaris Polisi Surono belum berhasil dikonfirmasi atas kejadian ini. Beberapa kali sambungan telepon ke ponselnya selalu gagal.
HARI TRI WASONO