Alasannya, dari kabar yang diterimanya, surat tersebut tidak ditandatangani presiden maupum sekretaris jenderal FIFA. “Mana mungkin, untuk badan sekelas dunia, suratnya tidak ada yang mengambil tanggung jawab,” kata Abi kepada Tempo, Kamis (13/1) malam.
Dia juga tidak yakin surat yang dikirim PSSI pada 10 Januari, lantas dijawab oleh FIFA pada 11 Januari. “Tidak mungkin lembaga sekelas FIFA membalas surat hanya dalam tempo satu hari,” ujarnya. Untuk membalas surat organisasi sepak bola berkelas internasional seperti Jerman dan Inggris, kata dia, baru dibalas FIFA berhari-hari.
“PSSI buat FIFA tidak penting, karena tidak ada prestasinya,” kata Abi. Lagi pula, dia menambahkan, kalaupun FIFA memberikan keputusan, pasti akan mengajak LPI terlebih dahulu, karena LPI mendapat izin dari FIFA. “Tidak mungkin, karena kita tidak menggunakan dana APBN dan APBD,” ujarnya.
Abi tidak yakin PSSI akan mampu menjatuhkan sanksi kepada klub-klub, pelatih, wasit, dan pemain, yang semula bergabung di Liga Super Indonesia (LSI) lantas berpindah ke LPI. “Tidak mungkin PSSI menjatuhkan sanksi,” katanya.
Buktinya, kata dia, hingga saat ini klub yang bergabung ke dalam LPI, yakni PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro, tidak memberikan laporan. “Jadi, ini hanya gertak sambal dari PSSI saja,” katanya.
Kalaupun sanksi itu benar-benar dijatuhkan, LPI sudah menyiapkan pengacara untuk melakukan pembelaan kepada klub, wasit, pelatih, hingga pemain. “Kami bela, kami sudah menyiapkan pengacara,” ujarnya.
ALI ANWAR