“Tim itu merasa bahagia, ada empati di sana dan saya pikir Inter bakal kembali merebut Scudetto,” kata Mourinho yang merebut Treble bersama Inter musim lalu sebelum kemudian hijrah ke Real Madrid.
Inter sempat terpuruk awal musim ini di bawah asuhan Rafael Benitez yang direkrut dari Liverpool musim panas lalu untuk menggantikan Mourinho. Kondisi itu membuat Presiden Massimo Moratti kehilangan kesabaran sehingga ia memecat pelatih asal Spanyol itu 24 Desember lalu dan menggantikannya dengan Leonardo.
Awalnya, keputusan tersebut banyak dipertanyakan mengingat Leonardo sangat identik dengan rival sekota Inter, AC Milan. Tapi, belakangan terbukti Moratti telah mengambil keputusan tepat karena Leonardo Inter memenangi keempat laga pertama di bawah penanganan Leonardo.
“Di atas semuanya, Leonardo adalah pelatih dari sebuah klub yang memiliki banyak tempat di hati saya,” tambah Mourinho.
“Hati saya punya sedikit ruang buat Chelsea, banyak ruang buat Vitoria Setubal dan semuanya buat Inter. Apakah pelatih mereka itu Leonardo, Benitez atau orang lain, semuanya sama saja buat saya.
“Saya selalu mendukung Inter, menderita saat mereka menderita dan saya ingin para fans Inter berbahagia. Saya sangat senang buat Leonardo dan para pemain karena tampaknya kisah mereka sampai pada akhir yang sama: Scudetto.
Leonardo pernah empat tahun memperkuat Milan dan sempat menjadi direktur teknik dan pelatih di klub itu. Tapi, Mourinho yakin ikatan sejarah dengan Milan tak akan memengaruhi profesionalisme Leonardo di Inter.
“Leonardo bukan seorang Milanista (fans Milan),” tegas Mourinho. “Ia bocah yang fantastis dan saya punya rapor positif dengannya selama bertahun-tahun.
“Saya langsung menyadari bahwa bersama dirinya, para pemain (Inter) merasa bahagia. Ketiak mereka merasa senang, kita sudah sampai separuh jalan.
“Leonardo sosok yang cerdas dan memahami apa yang dibutuhkan timnya saat ini. Mereka merasa senang serta kembali punya kepercayaan diri dan empati.”
FOOTBALL-ITALIA | A. RIJAL