Nantinya, kata dia, penyaluran dana Rp 10 miliar itu akan dilewatkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sidoarjo untuk kemudian diberikan kepada Pengurus Cabang PSSI Sidoarjo dan Deltras. Menurut Dawud, pendanaan Deltras perlu dibantu karena merupakan ikon Sidoarjo.
Dia berharap suntikan dana tersebut bisa dipakai untuk mendongkrak prestasi klub berjuluk The Lobster itu. "Bila Deltras berprestasi, nama Sidoarjo akan turut terangkat," kata Dawud kepada Tempo, Senin (17/1).
Dawud mengaku belum mendengar adanya wacana soal pelarangan Anggaran Pendatapan Belanja Daerah (APBD) untuk membiayai klub sepak bola oleh pemerintah. Bila memang benar uang rakyat tidak diperbolehkan untuk menyuntik klub sepak bola, Dawud akan melihat perkembangannya. "Kalau sekarang ada wacana melarang, saya belum dengar soal itu," kata Dawud.
Sebelumnya, manajer Deltras Ayu Sartika Virianti mengatakan klubnya telah cukup berdarah-darah selama mengikuti Indonesia Super League musim ini. Salah satu indikasinya ialah telatnya gaji Danilo Fernando dan kawan-kawan selama beberapa bulan.
Menurut puteri penanggung jawab Deltras Vigit Waluyo ini, bila dihitung-hitung pihaknya telah menalangi keperluan Deltras tak kurang dari Rp 10 miliar. "Kalau tidak ada suntikan dana kami pusing mau cari utangan ke mana lagi," kata Ayu.
Namun menurut bekas Manajer Umum Deltras, George Handiwiyanto, sebenarnya klub sepak bola tidak perlu menggantungkan dana kepada pemerintah bila pengurusnya lincah mencari uang.
George, yang juga bekas manajer Persebaya Surabaya pada 2001 ini mengatakan, untuk membiayai satu musim kompetisi setiap klub butuh sekitar Rp 10 miliar. "Dana sebesar itu bisa dicari asal pengurusnya mau bekerja keras," kata dia.
KUKUH S WIBOWO