TEMPO Interaktif, Kediri - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kediri akan menghentikan penggunaan APBD untuk kesebelasan Persik. Diharapkan kesebelasan itu bisa mandiri mulai tahun 2012.
Anggota Fraksi Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Ardian Sayogo mengatakan, penggunaan dana APBD untuk klub sepak bola harus dihentikan, apalagi penggunaan dana tersebut tidak inheren dengan prestasi Persik yang terus merosot.
Tahun ini kesebelasan itu masih menerima kucuran pemerintah sebesar Rp 7,5 miliar. “Itu anggaran APBD terakhir untuk Persik,” kata Ardian kepada Tempo, Senin (17/1).
Dia berharap, kesebelasan ini mulai berbenah diri dengan bekerja secara profesional. Apalagi desakan masyarakat agar klub itu tidak bergantung pada keuangan daerah semakin kuat.
Untuk itu Dewan juga akan mengevaluasi rencana penggunaan anggaran sebesar Rp 7,5 miliar yang akan dipergunakan pengurus Persik tahun 2011.
Yudi Ayubkhan, anggota Fraksi Demokrat mendesak pemerintah pusat untuk tidak plin plan dalam membuat aturan. Selama ini pemerintah daerah telah dibuat bingung dengan berubahnya regulasi penggunaan anggaran daerah untuk sepak bola.
Setelah sempat diperbolehkan dengan pembatasan, kali ini pemerintah kembali mewacanakan pelarangan APBD melalui dana hibah. “Tetapkan dulu aturannya, jangan asal bunyi,” kata Yudi.
Jika memang pemerintah mendesak pelarangan penggunaan APBD untuk sepak bola, Yudi meminta Menteri Dalam Negeri mencabut terlebih dulu Surat Edaran nomor 426 tahun 2010. Regulasi tersebut juga diminta tidak gampang diubah untuk menjaga konsistensinya. Sebab anomali hukum inilah yang selalu menyulitkan pemerintah di daerah dalam mengelola anggaran.
Yudi sendiri menyayangkan sikap pengurus Persik yang hingga kini tak bisa mengikuti perkembangan zaman. Di saat klub lain mulai mandiri dan memperoleh sponsor, Persik justru masih menyusu pada APBD. “Pengurus Persik memang kurang kreatif, buktinya Arema saja bisa,” katanya.
Sekretaris Umum Persik Barnadi mengatakan, penggunaan APBD untuk klubnya sangat tergantung pada ketua umum Persik yang juga Wali Kota Kediri, Samsul Ashar. Dia membantahdinilai tidak mampu mencari sponsor. “Kami sudah berusaha kesana kemari, termasuk kepada Gudang Garam,” katanya.
Hanya saja upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal. Karena itu, satu-satunya sumber keuangan klub hanyalah APBD. “Kalau anggaran Persik dihentikan, Pak Wali harus mencarikan sumber lain,” katanya.
HARI TRI WASONO