Kesepakatan dicapai dalam pertemuan antara Pelaksana Harian PT Arema Indonesia merangkap Asisten Manajer Arema Indonesia, Abriadi dengan Mohamad Noh Alam Shah, sang kapten, di mes Arema di Jalan Welirang, Kota Malang, Selasa (15/3) siang.
Pertemuan kedua pihak disaksikan seratusan Aremania, julukan suporter Arema. Tampak hadir pendiri Arema Lucky Adrianda Zainal.
Abriadi menyatakan sudah bekerja keras untuk mencarikan dana bagi pemain. Namun manajemen hanya sanggup membayarkan sebulan gaji. “Dalam 1 jam ini gaji sebulan sudah bisa diterima para pemain. Ya, kira-kira jam 2 siang inilah (gaji cair) karena proses pencairan di bank butuh waktu sekitar 1 jam,” kata Abriadi, Selasa (15/3).
Gaji sebulan akan dibayarkan dengan uang sponsor dari Axis Indonesia sebesar Rp 850 juta. Manajemen Arema akan mengusahakan kembali membayarkan gaji pada 22. Maksimal seluruh gaji pemain akan lunas pada April mendatang. Saat ini manajemen sedang bernegosiasi dengan calon sponsor, yang namanya tidak disebutkan—konon calon sponsornya sebuah perusahaan pers di Surabaya.
Di luar sponsor, kata Abriadi, manajemen optimistis bisa melunasi gaji tepat waktu. Optimismenya bermodalkan perkiraan pendapatan bersih rata-rata dari sisa 9 laga kandang sebesar Rp 500 juta atau Rp 4,5 miliar. Selain untuk laga kandang, manajemen harus menyisihkan sedikitnya Rp 150 juta untuk empat laga tandang atau total Rp 600 juta.
“Kita bisa simpan pendapatan bersih itu untuk kebutuhan pemain. Inilah gambaran ke depan kondisi keuangan Arema untuk diketahui teman-teman Aremania,” katanya.
Penjelasan Abriadi ditanggapi Totok Kacong dari Koordinator Wilayah Palem. Kacong menegaskan Aremania tak ingin lagi keterlambatan pembayaran gaji pemain terulang. Kalau tak dibayar, yang dirugikan bukan hanya pemain, tapi juga Aremania karena bisa saja para pemain hengkang dan tim bubar.
“Manajemen harus bertanggung jawab penuh. Kami juga ingin kepastian apakah seluruh pemain bisa tampil di LCA (Liga Champion Asia) lawan Jeonbok (Hyundai Motors) besok? Soalnya, beberapa pemain termasuk Along (panggilan akrab Noh Alam Shah) mau keluar,” kata Kacong.
Kalau sampai Arema bubar karena pemainnya mogok, yang menanggung malu bukan hanya Arema dan Aremania, tapi bangsa Indonesia karena Arema tampil di LCA membawa nama bangsa dan negara di ajang internasional.
Noh Alam Shah menanggapi bahwa sebenarnya seluruh pemain sudah tidak lagi mempercayai manajemen. Pemain sudah kesal dan marah karena tidak mendapatkan gaji, tapi manajemen malah menyalahkan pemain. Padahal seluruh pemain sudah bekerja keras dengan dedikasi dan loyalitas tinggi layaknya pemain profesional. “Kondisi kami sudah payah, janganlah kami yang disalahkan,” kata penyerang asal Singapura itu.
Alam Shah berterima kasih kepada manajemen yang bersedia membayarkan gaji sebulan dan meminta sisa dua bulan gaji bisa diselesaikan pada akhir Maret agar seluruh pemain mendapat kepastian, terutama bagi pemain yang sudah berumah tangga. Dan seterusnya manajemen membayar gaji pemain tepat waktu.
Mengenai LCA, Along memastikan seluruh pemain siap tampil. Mochammad Fakhrudin sudah dibujuk untuk kembali. “Dia bersedia kembali. Pemain-pemain lain juga sudah siap. Kami siap tampil demi Aremania,” kata
Pernyataan Alam Shah disambut gembira Aremania. Beberapa Aremania meminta manajemen dan pemain untuk akur dan kompak kembali. Lalu Kacong menimpali bahwa dirinya sudah menyiapkan surat kosong yang sudah dibubuhi dua lembar materai Rp 6 ribu.
“Kami minta manajemen atau pemain membuat surat pernyataan sebagai jaminan bagi semua pihak, khususnya Aremania, biar tak ada sandiwara lagi. Karena yang merasa dirugikan pemain, kami silakan Along yang menuliskan pernyataannya,” kata Kacong yang disambut seruan setuju.
Akhirnya Alam Shah pun menuliskan pernyataan di atas kertas yang diserahkan Ghorip, rekan Kacong. Surat pernyataan itu berintikan permintaan jaminan kepada manajemen untuk membayar gaji tepat waktu.
ABDI PURMONO