Blatter, yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA, memukul meja dengan mimik marah ketika mendiskusikan tuduhan tersebut. Tuduhan itu menyatakan bahwa para anggota Komite Eksekutif FIFA telah meminta bantuan atau uang untuk ditukar dengan suara ketika digelar pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
“Tidak ada bukti, kami telah meminta bukti dan si peniup peluit akan ada di FIFA pada Rabu (25 Mei 2011),” kata Blatter dalam jumpa pers terkait seorang sumber yang dituding koran Inggris Sunday Times mengetahui tentang tuduhan suap tersebut, Ahad 22 Mei 2011.
“Kami mempunyai tiga ratus juta anggota. Bahkan dalam sebuah keluarga dari jumlah itu, memang ada satu-dua figur yang melakukan korupsi. Ini yang Anda biasa bilang kambing hitam, seseorang yang tidak baik dalam keluarga,” ujar Blatter. “Jadi, saya mohon hentikan mengatakan bahwa FIFA korup, FIFA tidak korup, tentu tidak.”
Pernyataan Blatter dilancarkannya di sela-sela kunjungannya ke Afrika Selatan. Di sana, ia membicarakan tentang warisan perhelatan Piala Dunia 2010 dan mencari dukungan terhadap pencalonannya kembali pada pemilihan umum 1 Juni mendatang. “Saya telah menerima banyak pujian, itu cukup untuk memenangi pemilihan,” kata Blatter mencoba bercanda.
AP | BAGUS WIJANARKO