TEMPO Interaktif, Munich – Manchester City tidak perlu lagi uring-uringan mengantisipasi kepergian Carlos Tevez. Karier pemain Argentina itu di Eastlands kemungkinan besar sudah berada di titik nadir setelah pelatihnya, Roberto Mancini, mengecam aksinya yang tidak ingin diturunkan sebagai pemain pengganti pada laga Liga Champions melawan Bayern Muenchen.
Muenchen bisa memetik kemenangan 2-0 dalam duel Grup A tersebut. Namun perhatian utama dalam laga ini adalah ketika Tevez menolak instruksi Mancini untuk melakukan pemanasan pada babak kedua. Alhasil, nasib mantan bintang Manchester United itu kini berada di tangan pemilik klub, Shekihk Mansour bin Zayed Al Nahyan.
Toh, aksi pemberontakan ini tetap membuat jengah batin Mancio. “Saya sangat kecewa karena ini Tevez yang melakukannya. Ini tidak bisa terjadi di klub elite--menolak untuk bermain untuk membantu rekan se-tim. Apa yang saya katakan kepadanya adalah hal pribadi antara saya, dia, dan tim,” kata Mancio.
Mantan pelatih Inter itu sudah menyiapkan hukuman setimpal bagi Tevez. “Namun jika kami ingin meningkatkan permainan sebagai tim, Carlos tidak bisa bermain dengan kami. Buat saya, ia (Tevez) sudah tamat,” ujarnya.
Mancini sendiri membuat keputusan rada kontroversial ketika menurunkan gelandang bertahan, Nigel de Jong, ketimbang Tevez pada menit ke-56. Padahal ketika itu City sedang tertinggal 2-0.
Mancio mengaku memberitahu Tevez agar melakukan pemanasan di sisa 35 menit permainan. Ia juga memberinya keyakinan bahwa pemain itu bisa membantu mengubah ketinggalan dua gol. Namun yang terjadi di luar dugaan.
“Ia menolak untuk melakukan pemanasan dan kembali menolak untuk tampil di lapangan. Jika seorang pemain memiliki banyak pemain untuk bermain buat Manchester City... ia tidak bisa bermain, tidak,” kata Mancio.
Dalam tayangan televisi terlihat bahwa Tevez mengangkat bahu dan menggelengkan kepala ketika staf kepelatihan City berbicara dengannya di bangku cadangan.
REUTERS | BAGUS WIJANARKO