TEMPO Interaktif, Jakarta -Janji pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, Wim Rijsbergen, untuk memperagakan taktik ala Barcelona dalam laga melawan Qatar tak terbukti. Indonesia tampil tak maksimal dan akhirnya menyerah 2-3 oleh timnas negara teluk itu dalam pertandingan Pra-Piala Dunia 2014 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa 11 Oktober malam.
Rijsbergen sejak awal pertandingan sudah mengantisipasi keunggulan tim Qatar. "Iran, Bahrain, dan Qatar memiliki fisik yang kuat. Cara menghadapinya, jangan terlalu sering kehilangan bola. Kami akan mencoba memberikan tekanan dengan umpan-umpan pendek seperti (permainan) Barcelona," kata pelatih asal Belanda itu.
Nyatanya hal yang dia wanti-wanti justru terjadi di lapangan. Bambang Pamungkas cs begitu sering dan gampang kehilangan bola di sepanjang pertandingan yang dipimpin wasit Abdul Malik Abdul Bashir itu.
Qatar langsung menyerang sejak wasit membunyikan peluit dan langsung membuat kiper Ferry Rotinsulu harus bekerja keras. Pada menit keenam, Cristian Gonzales membuka peluang bagi Indonesia untuk mencetak angka, tapi gagal. Pemain Qatar kembali datang dengan serangan cepatnya. Hasilnya, Abdulaziz Al Sulaiti mencetak gol pada menit ke-13 setelah mendapat umpan dari Khalfan Ibrahim.
Tertinggal 0-1, Bambang Pamungkas cs berusaha menekan. Gol yang ditunggu suporter Indonesia baru lahir pada menit ke-26 melalui El Loco. Gol itu berawal dari tendangan keras Bambang Pamungkas dari luar kotak penalti. Bola muntah langsung disambar Gonzales.
Namun, lima menit kemudian, Qatar kembali unggul lewat tendangan jarak jauh Khalfan Ibrahim. Ferry, yang sudah terlalu maju, gagal menjangkau bola yang bergerak melengkung itu.
Seisi Stadion Gelora Bung Karno bergemuruh kembali ketika pertandingan babak pertama menyisakan waktu 10 menit. Gonzales kembali merobek gawang Qatar setelah memanfaatkan bola hasil tendangan Supardi.
Pada awal babak kedua, skuad Merah Putih tampil lebih lepas. Tapi Indonesia kembali tertinggal lewat gol yang diciptakan Muhamad Razak pada menit ke-59. Setelah itu, Qatar, yang baru mengoleksi dua poin setelah bermain imbang melawan Iran dan Bahrain, memilih bermain bertahan.
Indonesia justru gagal mengembangkan permainan terbaiknya seperti pada awal babak kedua. Para pemain kerap terlalu lama menahan bola, sehingga bola lepas. Melepas umpan juga sering tak akurat, sehingga tak sampai tujuan.
Tertinggal 2-3, Wim Rijsbergen menarik Purwaka Yudhi dan memasukkan Ahmad Bustomi untuk meningkatkan serangan. Hariono juga masuk menggantikan Firman Utina. Pada menit-menit akhir, Wim juga mengganti Hamka Hamzah dengan Yongki Aribowo untuk mencoba menyamakan kedudukan. Namun, hingga peluit akhir dibunyikan, tim Indonesia gagal mencetak gol.
Inilah kekalahan beruntun ketiga kalinya kesebelasan Indonesia di Grup E Pra-Piala Dunia 2014. Pada dua pertandingan sebelumnya, timnas menyerah 0-3 oleh Iran dan dipermalukan Bahrain 0-2. Hasil ini menempatkan Indonesia di urutan buncit Grup E dengan nilai 0. Qatar mengoleksi nilai 5 dari 3 pertandingan.
Dengan tiga pertandingan tersisa, peluang Indonesia untuk lolos ke putaran keempat Pra-Piala Dunia 2014 Zona Asia sangat tipis. Timnas harus menang dalam tiga pertandingan terakhir, yang dua di antaranya merupakan laga tandang.
Anak asuhan Wim Rijsbergen ini akan melawat ke Qatar pada 11 November 2011. Empat hari kemudian, timnas akan menjamu Iran. Pada pertandingan terakhir, tim Indonesia akan menghadapi Bahrain pada 29 Februari 2012.
| EZTHER LASTANIA
Susunan pemain
Indonesia: Ferry Rotinsulu, Zulkifli Syukur, M. Roby, Supardi, Purwaka Yudhi (Ahmad Bustomi), Hamka Hamzah (Yongki Aribowo), Firman Utina (Hariono), M. Ilham, M. Ridwan, Cristian Gonzales, Bambang Pamungkas
Qatar: Baba Malick, Mohamed Musa, Bilal Mohammed, Ibrahim Majed, Wesam Rizik, Khalfan Ibrahim, Marcone Amaral, M. Omar, Abdulaziz Al Sulaiti, Mohamed El Sayed, Muhammed Razarak