TEMPO Interaktif, Jakarta - Nasib pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, Wim Rijsbergen, di ujung tanduk. Kekalahan tiga kali beruntun dalam kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 membuat posisinya sebagai pelatih senior terancam.
Kekalahan Indonesia atas Qatar 2-3, Selasa, 11 Oktober 2011 malam tadi, menjadi bahan evaluasi PSSI untuk menentukan nasib pelatih asal Belanda ini. "Teman-teman di bidang teknik sedang evaluasi," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Tri Gustoro, yang dihubungi Tempo, Rabu, 12 Oktober 2011.
Wim menangani tim nasional menggantikan pelatih Austria, Alfred Riedl, yang sukses membawa tim Merah Putih ke final Piala AFF 2011. Pergantian ini terjadi hanya beberapa minggu sebelum pertandingan kualifikasi.
Dengan kondisi yang serba mepet ini, Wim juga dikabarkan kesulitan menggaet pemain. Ia dikabarkan konflik dengan sejumlah pemain karena komentarnya. Gelandang Okto Maniani bahkan tak mau bergabung dengan tim senior selama ada Wim.
Kekalahan Indonesia dalam partai kandang ini semakin memperkecil peluang tim Merah Putih lolos dalam kualifikasi. Indonesia butuh keajaiban menang dalam pertandingan sisa, yakni tandang di Qatar 11 November 2011 dan Bahrain pada 29 Februari 2012, serta menjamu Iran pada 15 November 2011.
Pada pertandingan pertama, Indonesia kalah di kandang Iran 3-0. Firman Utina dan kawan-kawan dipermalukan di kandang sendiri dan kalah dari Bahrain 0-2. Dalam pertandingan ketiga, Indonesia akhirnya bisa menjebol gawang lawan meski kalah 2-3 dari Qatar. "Kita menunjukkan permainan yang lebih berkarakter saat ini dan mencetak gol," kata Wim.
Dengan kekalahan itu, maka Indonesia menempati posisi terakhir Grup E. Sementara kemenangan 6-0 atas Bahrain membuat Iran memimpin klasemen sementara dengan poin lima. Posisi kedua ditempati Qatar yang menaklukkan Indonesia 2-3. Bahrain menempati posisi ketiga, sedangkan Indonesia berada di juru kunci dengan poin nol.
YOHANES SEO