TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indoensia (PSSI) Djohar Arifin Husein mengklaim memiliki saham sebesar 70 persen di PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). "Besaran saham ini sebagaimana yang tertera dalam akta pendiriannya yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemhukham) 10 Oktober 2011," kata Eddi Elison, juru bicara PSSI, melalui pesan pendek yang diterima Tempo, Minggu, 23 Oktober 2011.
Namun, kata Eddi, kepemilikan saham tersebut oleh Djohar mewakili PSSI. Sedangkan 30 persen saham atas nama Farid Rahman, mewakili klub. Jadi, kepemilikan saham PT Liga Prima Sportindo ini bukan atas nama pribadi. "Tidak ada masalah dengan saham PT LPIS, jelas kepemilikan sahamnnya," ujar Eddi menegaskan.
Karena itu, PT LPIS segera mengadakan rapat umum pemegang saham. Rapat ini akan dilaksanakan begitu tenggat pendaftaran kesediaan ikut serta dalam kompetisi Indonesia Primer Leage yang jatuh pada 26 Oktober 2011 pukul 18.00. "Dalam rapat umum ini akan dibahas tentang hak dan kewajiban klub sebagai pemegang saham," ujar dia.
Pihaknya telah memprogramkan setiap peserta kompetisi IPL akan menerima dana Rp 2 miliar yang akan diserahkan pada Januari 2012. Adapun untuk juara I kompetisi akan memperoleh hadiah sebesar Rp 2,5 miliar. Juara II Rp 1 miliar, juara III Rp 750 juta, dan juara IV Rp 500 juta. "Jadi kompetisinya siap dilaksanakan," katanya.
Sedangkan klub-klub yang menolak kompetisi Indonesia PLI berkukuh, sesuai dengan keputusan kongres II Bali, PT Liga Indonesia yang berhak atas saham sebesar 99 persen. Sisanya, 1 persen, dimiliki PSSI. Jadi 99 persen saham itu milik klub, sehingga klub yang menolak kompetisi tersebut berhak menentukan apakah Liga Prima ini bisa digelar atau tidak.
"Bukan keputusan ada di Ketua Umum PSSI," kata Agus Santoso, Asisten Manajer Persiwa, Ahad, 16 Oktober lalu. Menurut dia, 70 persen saham yang diklaim dimiliki oleh Djohar dan 30 persen oleh Farid Rahman melanggar keputusan kongres. Sesuai dengan keputusan kongres berikutnya bahwa peserta liga tertinggi di Indonesia hanya diikuti oleh 18 klub, bukan 24 klub. "Kongres adalah keputusan tertinggi," kata dia.
SAHRUL