TEMPO Interaktif, Jayapura – Kubu 14 pendukung pergelaran Liga Super Indonesia (LSI) pada Desember 2011 menolak disebut sebagai peserta kompetisi ilegal. Bila Asian Football Confederation (AFC) menyebut LSI sebagai kompetisi liar, mereka menilai sebagai kesan yang dibuat-buat.
“Kami tidak mempermasalahkan pendapat AFC, kami tidak bilang itu salah atau bohong, tapi pernyataan AFC sebagaimana disampaikan FIFA itu kami ragukan,” kata Asisten Manajer Persiwa Wamena, Agus Santoso, mewakili kubu 14, Selasa, 1 November 2011.
Menurut Agus, apa yang disampaikan juru bicara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Edi Elison, bahwa AFC menolak menerima kompetisi yang diadakan oleh kelompok 14 tak bisa dibuktikan kebenarannya. “Beberapa pengalaman kami begitu. Pernyataan dari PSSI tidak bisa dipegang. Adakalanya PSSI selalu mengatasnamakan AFC, padahal kan tidak,” ujar Agus.
Ia mengatakan 14 klub tetap akan menggelar kickoff LSI sesuai dengan jadwal pada awal Desember. “Tetap jalan, kami ini anggota sah PSSI. Jadi LSI yang akan digelar adalah kompetisi PSSI yang sah. Yang tidak sah itu malah Liga Prima Indonesia karena itu tidak ada dalam putusan kongres di Bali,” ucapnya.
Sebelumnya Ketua Umum PSSI Djohar Arifin, Koordinator Tim Nasional Bob Hippy, dan Direktur Kompetisi PSSI Sihar Sitorus bertemu dengan Sekretaris Jenderal AFC, Alex Soosay, di Kuala Lumpur, Senin, 31 Oktober 2011. Dalam pertemuan itu AFC berpendapat kompetisi LSI ilegal karena penyelenggaraan pertandingannya tidak sesuai dengan program PSSI dan melanggar statuta PSSI serta statuta Federation Internasinale de Football Accosiation (FIFA).
“Ya, terserah saja. Saya kira AFC tidak akan seperti itu. Buktinya saat memverifikasi klub di Indonesia waktu lalu AFC tidak pernah menyebut bahwa kami liar. Itu hanya pendapat dari PSSI yang kami ragukan,” katanya.
Ia menyarankan agar PSSI segera mengumpulkan seluruh klub peserta kompetisi di Indonesia untuk membahas masalah ini dan mencari jalan keluarnya. “Itu yang harus dikerjakan PSSI, bukan malah menuding kami atau menilai kami salah. Kalau tidak, tak akan ada penyelesaian sampai kapan pun,” kata Agus.
Sebanyak 14 klub yang menolak keputusan PSSI menggelar Liga Prima Indonesia di antaranya Persiwa, Persebaya Surabaya (versi Wisnu Wardhana), Persipura Jayapura, Persisam, PSPS Pekanbaru, Deltras Sidoarjo, Persidafon Dafonsoro, Pelita Jaya, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar.
JERRY OMONA