TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemain tim nasional Indonesia, Hamka Hamzah, tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap pelatih Iran, Carlos Queiroz. Tim Merah Putih dibantai Iran 1-4 pada laga pra-kualifikasi Piala Dunia 2014 di Gelora Bung Karno, Selasa, 15 November 2011.
"Seorang Qarlos Querios yang pemainnya sudah pasti lebih unggul dari pemain kita, tapi tetap memberikan instruksi dan motivasi dari pinggir lapangan...#hebat," tulis Hamka dalam akun Twitter @hamkahamzah23.
Hamka menulis kicauan itu beberapa jam setelah kalah dari Iran. Ia melihat pelatih asal Portugal yang pernah menjadi asisten pelatih Manchester United ini semangat memberi arahan kepada pemain Iran. Berbeda dengan pelatih Indonesia, Wim Rijsbergen, yang lebih banyak menganalisis dan duduk di bangku pelatih.
Kicauan Hamka di Twitter ini seakan mengungkit lagi kabar perpecahan pemain dan pelatih Wim Rijsbergen. Pada September lalu, Firman Utina menulis perumpamaan melalui akun Twitter-nya. Ketika itu, tim nasional kalah dari Bahrain 0-2 pada pertandingan pertama di kandang sendiri.
Usai dikalahkan Bahrain, Wim terkesan menyalahkan pemain dan mengatakan tim Indonesia belum pantas berada di level internasional. (klik: PSSI Minta Pelatih dan Pemain Akur). Lalu, Firman berkicau melalui Twitter, "Saat sekarang kami bagaikan anak ayam yang ditinggal induknya. Tapi harus diingat kita adalah 1 tim yang harus 1 dan tidak bercerai-berai."
Kabar mengenai konflik pemain dan pelatih terus bergulir. Puncaknya, sejumlah pemain dikabarkan mengadakan pertemuan dengan bekas pelatih, Afred Riedl. (buka: PSSI Akan Panggil Pemain yang Bertemu Riedl).
PSSI terus mempertahankan pelatih Wim. Namun tim nasional senior kalah terus dan menjadi bulan-bulanan di Grup E Zona Asia. Kekalahan dari Iran membuat Indonesia semakin terbenam di dasar klasemen. Ambisi Indonesia untuk bisa meraih satu kemenangan melalui laga terakhir di kandang tidak terwujud.
Wim mengatakan ada banyak hal yang menyebabkan tim nasional terpuruk. (klik: Rijsbergen: Kalau Anda Kasih Duit, Saya Mundur). Menurut dia, tim lawan pada kompetisi ini bukan sembarangan. Apalagi kondisi pemain sudah lima bulan tidak mengikuti kompetisi. "Bagaimana saya mau memilih dan mencari pemain karena sudah lima bulan liga tidak berjalan," ujarnya.
YANDI