TEMPO Interaktif, Jakarta - Pelatih tim nasional U-23, Rahmad Darmawan, menyatakan tidak layak apabila diserahi tanggung jawab menangani tim nasional senior. Pertanyaan Rahmad ini diungkapkan dalam jumpa pers usai tim asuhannya kalah 3-4 dalam adu penalti setelah bermain imbang 1-1 dalam laga final SEA Games 2011 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Senin malam, 21 November 2011.
“Saya mendapat mandat untuk meraih emas SEA Games, dengan kegagalan ini saya akan menanyakan pada diri saya sendiri apa saya pantas menangani tim nasional senior jika tawaran itu ditujukan pada saya?” kata Rahmad yang mengaku tidak pantas.
Sebagai pelatih tim U-23, Rahmad merasa dialah yang harus bertanggung jawab dengan kegagalan Titus Bonai dan rekan-rekannya mengalahkan Harimau Malaya di final. “Ini kesalahan tim, tapi yang bertanggung jawab adalah saya,” katanya.
Menurutnya, menangani Garuda Muda berbeda dengan tim nasional senior. Tingkat kesulitannya lebih tinggi karena mereka kurang dalam pengalaman bertanding sebab di klubnya biasanya mereka bukan pemain inti.
“Kalau junior butuh waktu lama untuk memberikan pemahaman mengenai organisasi permainan,” kata pelatih yang pernah mengantarkan Persipura Jayapura juara Liga Indonesia 2005 serta membawa Sriwijaya FC juara Liga Indonesia 2007 dan 2008 itu.
Hal ini berbeda jika menangani tim nasional senior. “Kalau senior tidak butuh waktu lama karena mereka punya banyak pengalaman dan sering bertemu dalam laga kompetisi, jadi hanya perlu menanamkan konsep pada mereka,” katanya.
Dengan pertimbangan tersebut, Rahmad membutuhkan waktu tiga bulan pelatnas untuk mempersiapkan Patrich Wanggai dan rekan-rekannya tampil di SEA Games kali ini. Selama pelatnas, dia sengaja menyusun banyak uji coba, baik dengan tim lokal maupun tim asing. “Meskipun tiga bulan itu singkat, tapi bagi saya itu sudah efektif,” ujarnya.
RINA W