TEMPO Interaktif, Jayaoura - Meski Deputi Sekretaris Jenderal PSSI Bidang Kompetisi, Saleh Ismail Mukadar, mengeluarkan pernyataan atau "ancaman" akan memberi sanksi ke klub yang tak mengikuti Liga Prima Indonesia (LPI), Persiwa Wamena tak gentar.
“Kami tetap ikut Persipura Jayapura dan Persidafon Dafonsoro di Liga Super Indonesia (LSI),” kata Sekretaris Umum Persiwa Wamena, Agus Santoso, Minggu, 27 November 2011. Menurut Agus, pihaknya tak gentar menghadapi ancaman sanksi dari PSSI.
“Sebab, sejak awal kami memang tak mendaftar di kompetisi LPI, tapi hanya akan ikuti LSI di kompetisi mendatang. Apalagi ada sejumlah keputusan PSSI yang melanggar aturan dan statuta yang berlaku di organisasi,’’ kata Agus.
Agus melihat keputusan PSSI yang sangat tak disetujui Persiwa adalah menambah peserta di kompetisi LPI menjadi 24 klub, tanpa dasar yang jelas. ‘’Kami sangat tak menyetujui keputusan PSSI memasukkan enam klub tanpa dasar yang jelas. Tapi jikapun katanya ada dasar, itu hanya alasan yang dibuat-buat,’” katanya.
Selain itu, kata Agus, pihaknya juga tak setuju dengan keputusan PSSI menonaktifkan LSI dan PT Liga Indonesia yang terkesan sewenang-wenang. “Padahal LSI dengan 18 peserta sudah diakui AFC melalui Kongres Bali. Hal-hal seperti ini yang paling sulit kami terima,” kata dia.
Menurut Agus, tim-tim asal Papua seperti Persipura Jayapura, Persidafon Dafonsoro, Persiram Raja Ampat, dan Persiwa Wamena telah sepakat mendeklarasikan Papua bersatu menentang keputusan PSSI yang tak masuk akal dan terkesan cukup arogan serta sewenang-wenang itu.
“Atas dasar apa klub yang tak ikut LPI diberi sanksi. Jika PSSI arif dan punya niat baik, mestinya memanggil seluruh klub peserta kompetisi level satu untuk duduk bersama dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Setelah itu, mencari penyelesaiannya, bukan main ancam seperti ini. Jelas tak profesional,” kata dia lagi.
CUNDING LEVI