TEMPO Interaktif, Palembang - Presiden Sriwijaya FC Dodi Reza Alex memutuskan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan itu akan mengikuti kedua liga yang ada di Indonesia, yaitu Indonesian Super League (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL). Keputusan tersebut dinilai langkah cari aman untuk menghindari sanksi dari PSSI dan meredam perpecahan di manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM).
Agus Sutikno, mantan asisten manajer SFC tahun 2007, mengatakan seharusnya SFC sebagai klub profesional cukup mengikuti satu liga yang dinilai paling resmi, sehingga ke depannya SFC dapat mengikuti kompetisi yang direkomendasikan PSSI. Agus, yang merupakan salah seorang inisiator pendirian SFC, menilai SFC sudah kehilangan arah.
"Ini kebijakan yang tidak sehat, keputusan itu menggambarkan bila SFC tidak jelas arahnya ke mana. Saya jamin SFC akan bermasalah dengan pendanaan," ujar Agus Sutikno, Sabtu, 3 Desember 2011.
Sementara itu, Qusoy, ketua kelompok suporter Bela Armada Sriwijaya (Beladas) Korwil Simanis, mengatakan keikutsertaan SFC dalam dua liga berakibat suporter akan terpecah. Dia tidak menjamin pertandingan kedua liga tersebut bakal disesaki penonton sebagaimana pada musim lalu.
Qusoy meminta agar manajemen bisa menepati janjinya untuk menurunkan pemain SFC U-21 dalam ajang IPL. Selain itu, Qusoy ingin agar bibit muda asli Sumatera Selatan dapat diperbanyak guna menambah jam terbang.
"Ini cari aman manajemen, bila ada kompetisi yang bermasalah maka manajemen dapat beralih ke liga yang satunya. Sisi positifnya akan banyak menambah jam terbang pemain muda," kata Qusoy, Sabtu, 3 Desember 2011.
Dodi Reza Alex, Presiden Sriwijaya FC, mengatakan keputusan bermain di dua liga merupakan keputusan yang bijak yang menguntungkan semua pihak. Menurut Dodi, meski SFC akan berlaga di dua liga, manajemen memastikan bahwa para pemain klub di liga IPL merupakan pemain-pemain potensial yang ada di Sumatera Selatan.
“Ini keputusan yang bijak. Di ISL, kami akan ikut sertakan SFC yang dihuni pemain-pemain senior. Hal ini dipilih mengingat klub-klub yang tergabung dalam liga ini klub yang sudah berpengalaman dan bermutu. Kami tidak menginginkan SFC bergabung dengan klub baru ataupun yang sudah terdegradasi,” katanya dalam jumpa wartawan, Jumat malam kemarin.
Selain alasan tersebut, Dodi juga mengungkapkan, kedua liga ini sama-sama telah diakui oleh BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia). Lagipula kini format ISL ataupun IPL kini dapat dikatakan sama.
“Keadaannya sekarang kedua liga sudah menganut format yang sama, yaitu sama-sama terlepas dari APBD. Klub-klub dibina agar bisa mandiri," katanya lagi. Menyikapi keputusan yang dianggap banyak kalangan mengejutkan itu, Dodi berujar bila manajemen PT SOM akan membentuk anak perusahaan yang dapat mengurusi pemain yang berlaga di IPL.
Pemain dan pelatih dipastikan akan berbeda dari klub yang berlaga di ISL. Untuk itu ia dan manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) akan segera secepatnya membentuk manajemen baru. Menurut putra sulung Gubernur Sumatera Selatan ini manajemen baru bisa berupa anak perusahaan dari PT SOM atau membentuk perusahaan baru.
Namun, terlepas dari itu semua, Dodi sebenarnya menginginkan kedua liga ini ada pemersatunya, jangan berpolemik terus-menerus sehingga merusak perkembangan sepak bola di Indonesia.
PARLIZA HENDRAWAN