TEMPO Interaktif, Jayapura – Persipura Jayapura meminta pertanggungjawaban Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) karena telah menjegal pasukan Jacksen Tiago berlaga di pentas Liga Champions Asia 2012.
Bukti "memboikot" Persipura itu tertuang dalam surat Asian Football Confederation (AFC) yang salah satunya berisi usulan dari PSSI agar Persipura diganti dengan Arema Indonesia. “Alasannya simple saja, itu karena kami tidak mau mengikuti keinginan PSSI main di IPL,” kata La Sya, Ketua Harian Persipura, Sabtu 3 Desember 2011.
Ia mengatakan penghargaan PSSI kepada Persipura begitu rendah. Seharusnya Persipura yang membawa nama bangsa dengan bermain di dunia internasional didukung PSSI, atau paling tidak menyampaikan pada AFC bahwa skuad Mutiara Hitam siap berlaga di LCA.
“Bukan dengan mengusulkan agar kami diganti. Ini sama dengan merendahkan martabat, selalu saja terjadi seperti ini, itu yang bikin mengapa orang Papua tiap kali menuntut referendum,” katanya.
Sesuai dengan regulasi Liga Champions Asia 2012 dan AFC Cup 2012, klub-klub yang dapat maju adalah juara dan runner up dari liga domestik. AFC sendiri menegaskan dalam suratnya yang dikirim ke PSSI pada 30 November 2011 bahwa Persipura adalah bagian dari LCA musim depan.
“AFC kan bilang, Persipura Jayapura dan Arema Indonesia adalah klub-klub yang terpilih sesuai dengan club entry forms resmi yang diserahkan PSSI kepada AFC. Tapi bila Persipura tidak mau berpartisipasi dalam AFC Club Competition pada musim 2012, dengan sangat menyesal kami (AFC) menginformasikan bahwa klub juara ketiga (Persija Jakarta) juga tidak boleh ikut serta atau mengganti,” kata Sya melansir isi surat AFC.
Ia mengatakan Persipura tetap menginginkan berlaga di ajang LCA. “Tapi kalau sudah begini, jalan satu-satunya kami akan melawan, entah apa pun caranya,” ujar dia.
Sya menambahkan, sejak awal PSSI telah salah melangkah. Kekisruhan sepak bola di Tanah Air saat ini jauh lebih buruk dibanding masa kepemimpinan Nurdin Halid. “Andaikan dari awal PSSI mengikuti aturan sesuai dengan hasil kongres di Bali, sepak bola kita akan tertib. Tapi ini malah buat kebijakan yang tidak masuk akal seperti yang sudah banyak diberitakan media,” katanya.
JERRY OMONA