TEMPO Interaktif, Medan - Pertandingan perdana Liga Super Indonesia (LSI) di Medan antara PSMS Medan kontra Mitra Kutai Kartanegara (Mitra Kukar), Ahad malam, 4 Desember 2011, diawali dengan doa bersama untuk para korban runtuhnya Jembatan Mahakam II, Sabtu pekan lalu.
Sebelum pertandingan dimulai, kedua tim bersama ribuan penonton mengheningkan cipta. Kedua tim juga memakai ban hitam dilengan masing-masing tanda turut berduka atas tragedi yang terjadi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, itu. " Kami berterimakasih kepada masyarakat Medan dan PSMS yang ikut merasakan kesedihan warga Kutai Kartanegara," kata Arief Yanto, pelatih kiper Mitra Kukar kepada Tempo, Ahad, 4 Desember 2011.
Ribuan pendukung PSMS yang berdesakan di Stadion Teladan Medan juga hening sekitar satu menit. Seluruh bunyi-bunyian dari alat yang biasa dibunyikan untuk menyemangati penonton, berhenti seketika saat panitia mengumumkan hening cipta untuk korban Mahakam II. "Kita harus menghargai warga Kutai Kartanegara yang sedang berduka. Duka warga Kutai Kartanegara adalah duka kita juga," kata Robert Simatupang, salah satu pendukung PSMS.
Pertandingan PSMS kontar Mitra Kukar berlangsung dalam tempo cepat. Kedua kesebelasan memainkan bola-bola pendek dengan satu- dua sentuhan. Manajer PSMS Benny Tomasoa yakin PSMS akan meraih tiga poin di kandang. " Pertandingan perdana ini sangat penting. Tiga poin di kandang hal yang wajar," kata Benny.
Hingga menit ke 25 pertandingan satu gol pun belum tercipta. Sebuah peluang untuk PSMS dari kaki stiker asing asal Nigeria Ikpefua Osas Saha hampir menggeratkan jala gawang kiper Mittra Kukar Hendro Kartiko pada menit ke 15. Sementara satu peluang Mitra Kukar lewat kaki Saktiawan Sinaga, mantan pemain PSMS pada menit ke 20 juga belum membuagkan gol. Saktiawan malah diganjar kartu kuning karena menyikut pemain PSMS.
SAHAT SIMATUPANG