TEMPO Interaktif, SURABAYA - Anggota Komite Eksekutif PSSI La Nyalla M. Mattalitti akan menggalang tergelarnya rapat akbar untuk membentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia. Hal itu dia sampaikan saat melakukan konsolidasi dengan 32 perwakilan klub dari Liga Super Indonesia hingga Divisi III di Hotel Elmi Surabaya, Ahad, 11 Desember 2011 sore.
La Nyalla memerintahkan agar seluruh pengurus klub berangkat ke Jakarta pada pekan ini. Sebab, kata dia, Jawa Barat dan DKI Jakarta telah selesai melakukan konsolidasi serupa. "Kita akan gelar rapat akbar di Istora untuk mengoreksi kinerja Djohar Arifin yang telah melenceng dari statuta Kongres PSSI di Bali," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Provinsi PSSI Jawa Timur ini.
Menurut dia, hadirnya Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia akan mengundang campur tangan FIFA untuk menyelesaikan keruwetan tersebut. Sehingga diharapkan FIFA akan membentuk Komite Normalisasi seperti dulu yang berujung pada Kongres Luar Biasa (KLB). "Kita lebih baik kembali ke nol lagi daripada pengurusnya melenceng dari statuta," imbuh Nyalla.
Sementara itu tokoh di balik terbentuknya Liga Primer Indonesia, Arifin Panigoro menanggapi dingin keinginan La Nyalla. Menurut Arifin, pengurus PSSI saat ini tengah mengurus sepak bola bukannya membahas masalah KLB. "Pegurus sedang ngurus bola supaya sepak bolanya baik, masak mau kongres terus-terusan," ujar Arifin di sela menyaksikan pertandingan antara Persebaya 1927 melawan Semen Padang di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, Ahad petang.
Arifin menilai, perubahan kepengurusan dari era Nurdin Halid ke Djohar Arifin terjadi dengan tidak mudah. Sehingga dia menilai wajar bila masih ada sisa konflik masa lalu. "Sabar saja," kata Arifin sambil tersenyum.
Adapun Deputi Sekretaris Jenderal PSSI Bidang Kompetisi, Saleh Ismail Mukadar melihat gangguan terhadap kepengurusan Djohar Arifin akan berhenti bila kompetisi profesional dan tim nasional diserahkan ke kubu bekas orang-orang Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. "Itu yang mereka minta, dan mereka akan terus mengganggu sepanjang dua hal itu tidak diserahkan," kata Saleh.
Menurut Saleh, orang-orang yang pernah duduk di kepengurusan Nurdin akan terus menyalahkan apapun yang diperbuat oleh PSSI. Baik itu menyangkut kompetisi maupun sanksi terhadap klub-klub yang tidak mau menginduk ke PSSI. "Bagi mereka, statuta itu hanya ada dua pasal. Pasal satu PSSI salah, pasal dua walaupun benar, lihat pasal satu," ucap Saleh.
KUKUH S WIBOWO