TEMPO Interaktif, Jakarta - Pelatih tim nasional Indonesia di bawah 23 tahun, Rahmad Darmawan, masih menunggu sikap akhir Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait dengan larangan para pemain Liga Super Indonesia masuk ke timnas sebelum memutuskan terus melatih atau mundur. Ia menilai pelatih timnas seharusnya tak dibatasi memilih pemain hanya dari liga tertentu.
"Untuk pertanyaan ini (akan mundur jika pemain liga super dilarang masuk timnas) kasih saya waktu. Bukan untuk mengisyaratkan apa-apa. Saya tidak suka membuat suatu hal surprise," kata Rahmad Darmawan usai menghadiri rapat antara pengurus PSSI dan para pelatih timnas di kediaman pengusaha Arifin Panigoro di Kawasan Kebayoran Baru, Senin, 12 Desember 2011.
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin pekan lalu mengatakan PSSI akan melarang para pemain Indonesia Super League memperkuat timnas. Larangan tersebut, kata Djohar, merujuk Pasal 79 Statuta FIFA yang menyebutkan pemain timnas harus dari liga resmi yang digulirkan federasi sepak bola negara setempat.
Dalam rapat tersebut Rahmad mengaku kembali mengingatkan PSSI agar tak mengorbankan para pemain. Saat ini, kata Rahmad, pemain hanya menjadi obyek dari kemelut di tubuh PSSI. "Dalam situasi seperti ini apakah pantas kita menyalahkan pemain. Pemain kan dijadikan salah satu obyek dari masalah ini, padahal mereka tidak tahu," katanya.
Mantan pelatih Persija Jakarta ini masih menunggu keputusan akhir PSSI terkait dengan larangan pemain Liga Super memperkuat timnas. Saat ini PSSI memang masih membahas larangan tersebut. Karena itu ia belum bisa memastikan apakah akan mundur atau terus melatih timnas. "Kalau (keputusan) itu sudah final lihat nanti," katanya.
Namun Rahmad mengisyaratkan akan hengkang jika PSSI berkeras melarang para pemain Liga Super masuk ke timnas. "Mengurus klub kecil mungkin akan lebih enak jika tidak ada pembatasan. Mengurus klub besar tidak enak jika dibatasi," katanya.
Rahmad mengaku telah dihubungi tiga klub yang siap menampungnya jika ia hengkang dari kursi pelatih timnas. Salah satu klub tersebut yakni Pelita Jaya. Sedangkan dua klub lainnya, kata Rahmad, enggan dipublikasikan.
DWI RIYANTO AGUSTIAR