TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan pelatih timnas Indonesia, Benny Dolo, mengingatkan tidak mudah untuk membangun ulang skuad timnas Indonesia jika PSSI membatasi ruang gerak pelatih dalam mencari pemain yang akan direkrut.
"Tidak mudah untuk membangun ulang skuad timnas," kata Benny Dolo ketika menanggapi pengunduran diri pelatih Rahmad Darmawan, Selasa, 13 Desember 2011. "Pelatih mencari pemain pun tidak sembarangan. Apalagi pemain U-23 sebenarnya merupakan kerangka timnas kita masa depan."
Karenanya, Benny menyesalkan kalau PSSI menyatakan pemain klub ISL (Indonesia Super League) dilarang dipanggil ke timnas.
Menurut Benny, situasi sulit yang tercipta akibat dualisme kompetisi di PSSI inilah yang dihadapi Rahmad. "Akan sulit bagi Rahmad bertahan atau mempertahankan eksistensinya sebagai pelatih timnas dengan kondisi begini," kata Benny. "Saya paham Rahmad dan keputusan mundur adalah tepat. Akan sulit untuk mengharapkan sesuatu yang positif dalam kondisi seperti ini."
Benny mengingatkan, konflik PSSI saat ini memiliki pengaruh besar pada kondisi timnas. "Saya kira keadaannya akan semakin buruk jika seperti ini terus," ujar Benny yang akrab disapa Bendol.
Seperti diketahui, PSSI yang menetapkan Indonesian Premier League (IPL) sebagai kompetisi level tertinggi tak bersedia mengakomodasi tuntutan klub-klub Liga Super Indonesia (LSI) yang meminta agar PSSI menghormati statuta dan hasil Kongres PSSI di Bali.
Dari Kongres PSSI di Bali tersebut, ditetapkan bahwa kompetisi level teratas diikuti 18 klub dan kepemilikan saham 99 persen berada di tangan klub. PSSI tetap pada pendiriannya menggulirkan kompetisi dengan 24 klub, enam di antaranya bukan sebagai hasil promosi-degradasi sehingga menuai protes klub-klub yang sebelumnya berkiprah di ISL. Klub-klub ISL pun akhirnya mengambil sikap menggulirkan kompetisi sendiri dengan PT Liga Indonesia sebagai pengelola kompetisi.
Sehari sebelum Rahmad memutuskan mundur, ia bertemu dengan pengurus PSSI di rumah Arifin Panigoro, Jenggala, Jakarta. Dalam rapat itu, Rahmad mengaku sempat berdebat dengan pengurus PSSI. Perdebatan muncul lantaran para pemain yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) dilarang memperkuat timnas Merah Putih. Padahal sebagian pemain yang memiliki talenta berasal dari klub-klub ISL.
"Kami sempat sedikit berdebat soal permasalahan pemain ISL yang tidak boleh memperkuat timnas. Saya juga mempertanyakan apakah dalam situasi ini pantas untuk menyalahkan pemain," ujar Rahmad.
Menurutnya, saat ini para pemain dijadikan obyek dari masalah ini. Padahal mereka tidak tahu apa-apa. Ketika ditanya apa reaksi atau jawaban PSSI mengenai hal tersebut, Rahmad mengaku belum menerima jawaban.
Larangan para pemain ISL untuk memperkuat timnas disampaikan Ketua Umum PSSI DJohar Arifin Husin pekan lalu. Djohar mengatakan bahwa FIFA melarang timnas diperkuat para pemain yang tak berlaga di liga resmi. Ketentuan ini terdapat pada Pasal 79 Statuta FIFA.
WDA | ANT